The Sparks Magazine 1st Edition, 2014 | Page 29

Live in sebagai proses belajar hidup bermasyarakat Oleh: Mr. Andry Hermawan Guru Sosiologi pada SMA St, Peter Jakarta K ata ‘live in’ dapat diartikan sebagai ‘tinggal di dalam’. Dalam konteks kehidupan sosial, live in dimengerti sebagai tinggal bersama, merasakan bersama dan mengalami bersama. Live in diwujudkan dalam bentuk kegiatan bersama dengan orang-orang yang memiliki kondisi yang berbeda. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tingkat kehidupan yang mapan. Mereka memiliki kerinduan untuk mengalami kesulitan hidup orang lain, sehingga dapat belajar untuk hidup lebih baik. Pada dasarnya live in dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup peserta, sehingga diharapkan setelah menjalaninya akan ada perubahan-perubahan tertentu dalam perilaku kesehariannya. Live in memiliki peran yang besar dalam proses membangun karakter. Pengolahan pengalaman selama tinggal bersama masyarakat kecil sering kali mampu menggugah kesadaran untuk melihat kekurangan dan kelemahan diri. Pengalaman live in membuat seseorang untuk membandingkan situasi dirinya dengan situasi lingkungan live in. Kesadaran untuk mengubah sikap sering kali didasari oleh solidaritas dan sikap berbela rasa. Awalnya hanya sebatas kasian, tapi kemudian dari rasa kasian berkembang menjadi sebuah sikap turut merasakan situasi yang dianggapnya sulit. Dalam situasi sulit itu biasanya muncul rasa kurang nyaman, namun rasa kurang nyaman itu menjadi berkurang setelah mengalami pendampingan dalam kebersamaan dengan orang tua tempat mereka tinggal. Perasaan didampingi selama situasi sulit inilah yang membangun sikap diterima, didampingi dan disayangi. Karena itu tidaklah mengherankan jika live in mampu membangun kesadaran akan pengungkapan nilai-nilai manusiawi dalam kesederhanaan. Sederhana itu indah karena mampu membentuk daya kreatif dan ketulusan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Sebuah sikap biasa yang tampaknya menjadi sesuatu yang sulit untuk ditemui di kota besar seperti Jakarta.*** 29