The Sparks Magazine 1st Edition, 2014 | Page 25

B eberapa kali kami berhenti di restarea, dan akhirnya kami sampai di tujuannya kami, yaitu Desa Mangunsari, Magelang pada pukul 11 malam. Kami telat 3 jam dari perkiraan. Saat kami sampai di base-camp, kami diberi kabar bahwa “orang tua” kami sudah menunggu dari pukul 7, dan karena terlalu malam, mereka memutuskan untuk pulang lebih dulu. Orang tua asuh. Itu lah sebutan kami untuk para warga Desa Mangunsari yang telah berbaik hati dan bersedia untuk mengizinkan kami tinggal bersama mereka. Kami sangat senang dengan keramahan mereka. Hari semakin larut dan akhirnya kami kembali ke rumah orang tua kami masing-masing untuk beristirahat. Kami awalnya tidak tahu siapa saja orang tua yang akan kami tumpangi, karena beberapa dipilih secara acak, dan ada beberapa yang ditukar karena beberapa alasan. Satu rumah biasanya di huni oleh 2 siswa. Saya dan Kristi tinggal di rumah yang sama. Michella, Astri dan Jessica tinggal di rumah seberang kami. Lalu, Matheus dan Antonio, Kleon dan Justin, Joe dan Andrew, Christian dan Evan, Steven dan Kristo, Brigitta, Stella dan Matilda, Jesslyn dan Astra, Nicho dan Oliver. Pada hari pertama, beberapa siswa bangun pagi-pagi dan mengikuti kegiatan yang biasanya dilakukan oleh orang tua mereka masing-masing, misalnya Jesslyn dan Astra yang membantu orang tua mereka untuk memancing dan menanam padi. Dan beberapa siswa seperti Stella, Brigitta dan Matilda membantu orang tua mereka memasak makanan untuk acara di malam hari. Beberapa siswa lainnya juga tidak mengerjakan apa-apa pada hari itu, 25