Tempo Edisi Khusus Wiji Thukul, 13 - 19 Mei 2013 | Page 82

Tuntutan Nyanyian Tanah Ibu rakyat adalah kami mulut-mulut yang bersuara mendukungmu dalam setiap Pemilu siapa yang menggetarkan suaraku yang menggetarkan udara rakyat adalah kami tenaga dari kaki-kaki dan tangantangan yang memikul tandu gambar partaimu yang bersorak-sorai oleh lemparan permen dan gula-gula janji perbaikan nasib rakyat adalah kami usus-usus melilit perut-perut butuh kenyang yang kalian sebut-sebut dalam pidato-pidato kampanyemu rakyat adalah kami daun telinga yang mendengar mata kepala yang bersaksi : sekarang beras mahal. kini kami tuntut kalian di mana? getaran menyalakan pita mulutku mulutku bicara sama-sama mereka yang jongkok menghadap selokan rakyat biasa yang tenaganya luar biasa siang malam membangun maka jadilah otot-otot kota berdirilah gedung-gedung menghamparlah jalan raya rakyatku menggali ditimbuni batu-batu mengaspal jalan-jalan mobil rakyatku diam tak disebut-sebut rakyatku bisu (tapi di dalam gelap piye-piye kadang melenguh seperti sapi diperah tanpa waktu seperti kuda beban digebug tanpa waktu) rakyatku adalah pencipta sorga di dunia meski ia sendiri tak pernah mencicipi sebab sorga telah dijilat habishabisan sampai hutan-hutan ikut terbakar rakyatku adalah pelayan setia yang hanya bekerja dengan gembira dan bangun pagi: lunasi utang! 19 januari 1988 -36-