Tempo Edisi Khusus Wiji Thukul, 13 - 19 Mei 2013 | Page 61

Ketika Datang Malam Habis Cemasku ketika datang malam aku menjadi gelap ketika pagi datang aku menjadi terang habis cemasku kau gilas habis takutku kau tindas aku rakyatmu hidup di delapan penjuru kini padaku tinggal tenaga mendidih! kau tak bisa menangkapku karena kau tak mengenalku segala telah kau rampas kau paksa aku tetap bodoh miskin dan nelan ampas kau tak bisa mendengarkan aku karena kau terus berbicara berbicara dan berbicara dengan mulut senapan pembantaian- pembantaian dan pembantaian mayat-mayat bergelimpangan mayat-mayat disembunyikan kau tak bisa menguburkan aku kau tak bisa menyembuhkan lukaku karena kau tak kenal aku karena kau terus berbicara berbicara dan berbicara dengan tembakan dan ancaman dan penjara kini padaku tinggal tenaga mengepal-ngepal di jalan-jalan habis cemasku kau gilas habis takutku kau tindas aku masih tetap waras! Jakarta Simpang Siur Jakarta simpang siur ormas-ormas tiarap tiap dengar berita pasti ada aktivis ditangkap telepon-telepon disadap koran-koran disumbat rakyat was-was dan pengap diam-diam orang cari informasi dari radio luar negeri jangan percaya pada berita mass media cetak dan elektronika asing! Penguasa berteriak-teriak setiap hari Nasionalismenya mirip Nazi -15-