Tempo Edisi Khusus Wiji Thukul, 13 - 19 Mei 2013 | Page 5
FOTO: DOK. ROSSLYIN VAN DER BOSCH/HARY TRI WASONO
PADA suatu siang Agustus 1996, dia
pamit kepada istrinya untuk pergi
bersembunyi. Sejak itu, penyair pelo
ini mengembara dari satu kota ke
kota lain, menghindar dari kejaran
jenderal-jenderal di Jakarta yang
marah-marah menuding puisinya
menghasut para aktivis untuk melawan pemerintah Orde Baru. Tapi,
bahkan setelah rezim Soeharto tumbang, Wiji Thukul tak juga pulang.
Banyak yang menduga dia menjadi
korban penculikan dan pembunuhan
di sekitar prahara Mei 1998. Istri dan beberapa kerabat dekatnya
percaya dia masih hidup dan suatu
ketika akan kembali.
38 |
| 1 APRIL 2012