Tempo Edisi Khusus Wiji Thukul, 13 - 19 Mei 2013 | Page 41
78 |
| 1 APRIL 2012
di dalam kereta,” katanya. Faisol Reza dilepas dengan cara yang
sama.
Pembebasan Mugi, Aan, dan Nezar tak semulus Jati. Ketiganya sempat dipindahkan ke beberapa tempat. Di antaranya markas Kodam
Jaya di Cawang, Jakarta Timur. Setelah itu, mereka dibawa ke Polda
Metro Jaya. Ketiganya dituduh merencanakan makar, dijerat dengan
pasal subversif. Selama pemeriksaan, mereka ditahan di sel isolasi. Tentara kerap meneror mental
dengan mengancam mereka akan
kembali disiksa. Baru pada 5 Juni
1998, dua pekan setelah Soeharto
mundur, mereka dilepaskan.
Empat aktivis lain yang diculik
juga dibebaskan bertahap, yaitu
Andi Arief, Desmond J. Mahesa, Pius
Lustrilanang, dan Haryanto Taslam.
Andi, yang diculik paling akhir, diserahkan ke Markas Besar Kepolisian
karena dituduh terlibat rencana pengeboman. Bom meledak di kamar
sewaan mereka di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, pada 18 Januari 1998.
Andi dijemput dari Cijantung setelah petinggi Badan Intelijen ABRI
(BIA) menelepon Komandan Jenderal Kopassus. Dalam keadaan mata
tertutup dan tangan diborgol, ia dibawa ke Polda Metro Jaya. Sebelumnya, ujar sumber Tempo, Kepala BIA
saat itu, Mayor Jenderal Zaky Anwar
Makarim, memberi tahu Kepala Pol-
Mugiyanto
(kiri) dan
Raharjo
Waluyo Jati.
DOK.TEMPO/ SANTIRTA M., TEMPO/DWIANTO