Laporan Utama
HIKAYAT KEJAYAAN
B
angsa Indonesia adalah bangsa yang besar.
Pernyataan ini bukan sekadar mitos tentang
keagungan Nusantara lama. Bukan pula impian
kosong tentang kejayaan Indonesia masa
depan. Anthony Reid, sejarawan terkemuka kelahiran
Selandia Baru, menggambarkan kemakmuran penduduk
negeri Bawah Angin, istilah Reid untuk kawasan Asia
tenggara, pada kurun niaga 1450-1630 telah melebihi ratarata kemakmuran penduduk negeri-negeri Eropa. Indikator
yang digunakan Reid dalam perbandingan tersebut, di
antaranya, adalah ukuran fisik, asupan kalori, dan rata-rata
usia hidup (Reid 1998).
Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan penduduk
Nusantara dicatat oleh Paul Bairoh tak jauh berbeda dari
penduduk negara-negara Eropa Barat, di mana pendapatan
4
per kapita penduduk di Nusantara berkisar US$200
(Economics and World History: Myths and Paradoxes,
1993). Faktor penting yang menghasilkan kemakmuran
penduduk Nusantara seperti digambarkan Reid maupun
Bairoh adalah penguasaan atas jaringan perdagangan
global dan sumber-sumber alam yang berlimpah.
Titik balik masa kemakmuran penduduk Nusantara
terjadi pada 1629, saat bangsa-bangsa Eropa datang
dengan kekuatan senjata, yang kemudian berlanjut
dengan dominasi VOC dan masa penjajahan. Namun
setelah memasuki era Kemerdekaan yang diproklamasikan
pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta, bangsa
Indonesia kembali menunjukkan kebesarannya. Indonesia
memainkan peran penting di kancah internasional dan
menjadi kekuatan yang diperhitungkan di kawasan Asia