Suara Golkar edisi Januari 2013 | Page 30

masalah itu bisa dipecahkan, ia yakin Indonesia bisa berlari cepat, pertumbuhan ekonomi 8-9% per tahun. Makna kunjungan ARB ke AS adalah dalam rangka mempromosikan Indonesia agar publik AS mengenal Indonesia dan potensinya. Warga AS jangan hanya mengenal isu Afganistan, Irak, Mesir, dan Iran, tetapi juga Indonesia. AS juga diminta tidak mempersulit perdagangan Indonesia. Direktur Freedom Institute Rizal Mallarangeng, yang menyertai kunjungan itu, menilai ARB sebagai pemimpin parpol yang berani dan terlatih dalam menghadapi berbagai kondisi. Kunjungan ke AS itu menjadi awalan yang baik dalam rangka mendekatkan ARB dengan komunitas internasional. ARB melalui The Bakrie Chair for Southeast Asian Studies yang bermitra dengan Carnegie Endowment for International Peace juga menyumbangkan dana untuk pengembangan studi Asia Tenggara di perguruan tinggi AS, di mana perhatian AS kepada Asia Tenggara sebelumnya dirasakan masih kurang. ARB menganggap perlu mendirikan pusat studi Asia Tenggara. Dalam kunjungannya ke AS, ARB bermaksud mencari mitra yang cocok dan pilihan jatuh pada lembaga nirlaba Carnegie Endowment. Maka dibentuklah The Bakrie Chair for Southeast Asian Studies di Carnegie Endowment. Vikram Nehru, kerabat mantan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, menjadi Senior Associate lembaga pemikir (think tank) itu. Selain di Washington D.C., ARB 30 juga bekerja sama dengan Nanyang University Singapura, mendirikan The Bakrie Professorship in Southeast Asia Policy di Singapura. Menurut Anindya N. Bakrie, Ketua Bakrie Center Foundation, yang mengelola pusat studi di Washington D.C. dan Singapura, Indonesia tak boleh menjadi katak dalam tempurung. Bakrie Center Foundation pun berupaya mengirim putra-putri Indonesia untuk ikut program ini. Syaratnya, mereka harus kembali ke Indonesia, tetapi tidak wajib bekerja di Bakrie Group. ARB dan Misi Nasional di Cina Pada pertengahan 2011 ARB dan Partai Golkar melakukan kunjungan ke Cina membawa kepentingan nasional dalam kancah hubungan bilateral kedua negara. Menurut Wasekjen DPP Partai Golkar, Lalu Mara Satriawangsa, Partai Golkar menyampaikan pesan kepada pemerintah Cina dan juga pimpinan Partai Komunis Cina agar ekspor-impor antarkedua negara berjalan seimbang, baik nilai dan besarannya. Sehingga salah satu nega