Migas Konvensional vs Non-Konvensional
Pada migas konvensional dikenal suatu tatanan minyak dan gas
bumi yang disebut petroleum system. Yang terdiri dari batuan induk, kematangan batuan induk,
migrasi, batuan reservoar & batuan penutup. Dimana letak minyak/
gas berada pada batuan reservoir
yang pada umumnya memiliki
permeabilitas tinggi (sand, limestone). Sedangkan pada shale
gas, yang dicari adalah langsung
pada batuan induknya (shale/serpih) yang memiliki permeabilitas
matriks yang sangat rendah. Dan
yang perlu diketahui bahwa tidak
semua play shale gas (area) dapat
diproduksikan dengan baik. Ada
beberapa kriteria yang harus dimiliki apakah play shale gas itu dapat
diproduksi atau tidak.
Pada umumnya play shale gas
yang produktif menghasilkan gas
setidaknya memiliki 7 kriteria
(Wylie et al., 2008 dalam Sosrowidjojo,2009) fasies serpih hitam
berhubungan dengan kandungan
6
material organik pada lapisan batuan. Total Organic Carbon (TOC)
yang dipersyaratkan >3%, untuk
me-menuhi tingkat keekonomian minyak dan gas bumi dan kematangan termal tinggi: Ro > 1.1%,
play shale gas umumnya sudah
berada dalam zona pembentukan
gas. Ada pendapat lain yang mensyaratkan TOC>2%, semuanya sudah memenuhi kriteria “kaya” material organik dengan Ro > 1.0%
(Jarvie et al., 2007 dalam Sosrowidjojo, 2012). Di Amerika, seluruh
play shale gas yang terbukti dapat
memproduksi gas semua berasal
dari fasies marin (Kerogen Tipe II)
Selain itu play shale gas idealnya mengandung lempung < 40%,
komposisi sisanya terdiri dari mineral getas. Diarahkan pada serpih
yang bersifat pasiran, tidak elastis
atau tidak terlalu banyak mineral
lempungnya. Pada prinsipnya play
shale gas yang ideal selain kaya
akan material organik dan kematangan termalnya tinggi, serpih
bersifat pasiran yang tinggi kandungan kwarsanya dengan kete-