ROTASI BUMI | Page 6

Migas Konvensional vs Non-Konvensional Pada migas konvensional dikenal suatu tatanan minyak dan gas bumi yang disebut petroleum system. Yang terdiri dari batuan induk, kematangan batuan induk, migrasi, batuan reservoar & batuan penutup. Dimana letak minyak/ gas berada pada batuan reservoir yang pada umumnya memiliki permeabilitas tinggi (sand, limestone). Sedangkan pada shale gas, yang dicari adalah langsung pada batuan induknya (shale/serpih) yang memiliki permeabilitas matriks yang sangat rendah. Dan yang perlu diketahui bahwa tidak semua play shale gas (area) dapat diproduksikan dengan baik. Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki apakah play shale gas itu dapat diproduksi atau tidak. Pada umumnya play shale gas yang produktif menghasilkan gas setidaknya memiliki 7 kriteria (Wylie et al., 2008 dalam Sosrowidjojo,2009) fasies serpih hitam berhubungan dengan kandungan 6 material organik pada lapisan batuan. Total Organic Carbon (TOC) yang dipersyaratkan >3%, untuk me-menuhi tingkat keekonomian minyak dan gas bumi dan kematangan termal tinggi: Ro > 1.1%, play shale gas umumnya sudah berada dalam zona pembentukan gas. Ada pendapat lain yang mensyaratkan TOC>2%, semuanya sudah memenuhi kriteria “kaya” material organik dengan Ro > 1.0% (Jarvie et al., 2007 dalam Sosrowidjojo, 2012). Di Amerika, seluruh play shale gas yang terbukti dapat memproduksi gas semua berasal dari fasies marin (Kerogen Tipe II) Selain itu play shale gas idealnya mengandung lempung < 40%, komposisi sisanya terdiri dari mineral getas. Diarahkan pada serpih yang bersifat pasiran, tidak elastis atau tidak terlalu banyak mineral lempungnya. Pada prinsipnya play shale gas yang ideal selain kaya akan material organik dan kematangan termalnya tinggi, serpih bersifat pasiran yang tinggi kandungan kwarsanya dengan kete-