Penanganan Konflik
UPHB
9
Perubahan institusional yang terjadi, baik direncanakan atau tidak, tidak hanya berdampak pada perubahan struktur dan personalia, tetapi juga berdampak pada terciptanya hubungan pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan konflik. Di samping itu, jika konflik tidak ditangani secara baik dan tuntas, maka akan mengganggu keseimbangan sumberdaya, dan menegangkan hubungan antara orang-orang yang terlibat.
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Berikut beberapa tipe Manajemen Konflik :
1. Avoidance : tidak kooperatif dan tidak asertif, berpura - pura tidak terjadi konflik dan berharap konflik berakhir >> lose - lose conflict.
2. Accommodation : kooperatif namun tidak asertif, menyoroti persamaan untuk mengurangi konflik >> lose - lose conflict.
3. Competition : asertif namun tidak kooperatif, menggunakan kekuatan dan dominasi untuk “memenangkan” konflik >> win - lose conflict.
4. Compromise : bersikap kooperatif dan asertif secara moderat, masing - masing pihak >> win - lose conflict.
5. Collaboration : kooperatif dan asertif, bekerjasama mengatasi perbedaan dan menyelesaikan masalah sehingga memuaskan kebutuhan masing - masing pihak >> win - win conflict.
Terdapat beberapa metode lain dalam manajemen konflik seperti yang dikemukakan oleh Stoner bahwa ada tiga cara dalam pengelolaan konflik, yaitu:
a. Merangsang Konflik di dalam unit atau organisasi yang prestasi kerjanya rendah karena tingkat konflik yang terlalu kecil. Termasuk dalam cara ini adalah:
• minta bantuan orang luar
• menyimpang dari peraturan (going against the book)
• menata kembali struktur organisasi
• menggalakkan kompetisi
• memilih manajer yang cocok
b. Meredakan atau menumpas konflik jika tingkatny terlalu tinggi atau kontra-produktif
Konflik dapat dan pasti akan terjadi dalam organisasi apapun. Karena seorang pimpinan organisasi harus mampu mengelola konflik dengan baik agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa terhambat oleh konflik. Manajer atau pimpinan harus mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi manajemen konflik yang sesuai sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola manajermen konflik yang baik maka akan diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam konflik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi.