etiap daerah memiliki ciri khas dalam berkomunikasi dan menciptakan impresi yang berkesan pada lawan bicara atau
orang yang diajak berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan tidak dapat lepas dari budaya dan peraturan yang berlaku di daerah tersebut. Salah satu daerah yang mencolok terlihat di Indonesia dalam berkomunikasi adalah orang Jawa.
Masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi adat yang berlaku. Impresi berkaitan erat dengan persektif orang lain dalam memberikan persepsi. Orang Jawa memberikan perhatian khusus dalam komunikasi verbal maupun nonverbal. Dalam komunikasi verbal, masyarakat membedakan pemilihan kata yang digunakan antara orang yang lebih muda, sebaya, dan yang lebih tua. Komunikasi verbal biasanya didukung oleh komunikasi nonverbal, orang jawa mengekspresikan tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua dengan cara menunduk (tidak menatap mata lawan bicara). Selian itu, gaya komunikasi yang tidak dilontarkan secara terang-terangan melainkan hanya dengan ekspresi wajah yang tidak suka dan lebih memilih diam dalam menghadapi suatu perselisihan dimiliki oleh masyarakat Jawa. Sebagai tanda mempersilakan orang lain, orang Jawa menggunakan isyarat tangan kanan mengepal kecuali ibu jari yang menunjukkan arah. Hal hal seperti telah menjadi sebuah budaya yang kental di kalangan orang Jawa dan menjadi ciri yang unik.
Masyarakat luar Jawa belum tentu memiliki persepsi yang sama dengan orang Jawa sehingga dapat terjadi miskomunikasi. Seperti hal yang telah disebutkan di atas, ketika ada orang yang mengajak bicara kemudian sikap yang ditunjukkan adalah menunduk maka orang non-Jawa ada yang menilai bahwa orang tersebut tidak menghormatinya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan maksud yang ditujukan oleh orang Jawa. Selain itu, bentuk respon sindiran halus atau bahkan diam untuk kesalahan orang lain dapat menyebabkan orang yang dimaksud tidak memahami dan menganggap tidak ada masalah.
Ciri khas komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa tidak menjadi halangan untuk berkomunikasi baik secara individu maupun masyarakat umum. Salah satu ciri komunikasi adalah berbasis konteks, sehingga gaya komunikasi orang Jawa memang tepat dilakukan dengan sesama orang Jawa atau dengan orang yang memahami karakteristik orang Jawa. Namun dalam komunikasi yang efektif seharusnya melibatkan prinsip kesetaraan posisi antara komunikan dan komunikator, kemudian menyeimbangkan antara informasi dan respon (tidak ada dominasi), dan melibatkan semua komponen yang terlibat, hal-hal tersebut tidak tercermin dalam konteks komunikasi orang Jawa yang mengunggulkan atau mengutamakan orang yang lebih tua atau memiliki jabatan lebih tinggi.
Perbedaan bukan berarti akan selalu menyebakan perpecahan. Perbedaan gaya komunikasi dapat memperkaya bangsa Indonesia. Perilaku yang muncul sebagai bentuk respon diversitas adalah toleransi dan memahami bahwa keberagaman itu akan menjadi indah apabila dapat dipadukan secara tepat bagaikan pelangi.
M. Firda
Psikologi2012
S