TOP STORY
“Itu sudah diprediksi perusahaan. Jadi,
tidak terlalu
mengganggu
kinerja,”
Khusus sektor manufaktur, Lana belum dapat menjelaskan apakah pelemahan rupiah lebih menguntungkan
atau merugikan. Pasalnya, sektor manufaktur selain
melakukan ekspor, juga bergantung pada impor.
Hal ini ditujukkan oleh lonjakan impor bahan baku
dan barang modal yang cukup tinggi. Selain itu,
lanjut Lana, sektor manufaktur adalah sektor yang
berbasis utilitas, sehingga selain impornya tinggi,
arus kasnya di dalam negeri menggunakan rupiah.
Sejalan dengan Lana, Analis Recapital Securities, Agustini Hamid berpendapat bahwa pengaruh pelemahan rupiah terhadap net sell asing hanya
bersifat sementara. “Terutama berpengaruh pada saham
di sektor manufaktur dan mining,” katanya. Dia optimistis net
buy asing akan mengalami peningkatan seiring dengan adanya pertumbuhan ekonomi China yang akan meningkatkan
permintaan bahan mentah seperti batubara. “Dengan demikian, akan ada net buy di sektor mining seiring pertumbuhan
permintaan bahan mentah dari China.”
Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi dua sektor yang sebelum krisis 2008 pernah menjadi pencetak untung besar ini.
Sebab pada saat yang sama saham-saham komoditas telah
berada pada level harga yang cukup murah. Sejak dua tahun
terakhir indeks sektor perkebunan dan pertambangan tumbuh negatif, masing-masing -1,8 persen dan 37 persen. Dengan sejumlah analisa bahwa paruh kedua tahun ini harga komoditas akan melejit, harga saham kedua sektor ini diyakini
akan kembali rebound.
Presiden Direktur MBTO
BRYAN TILAAR
PIALANG INDONESIA
24
EDISI 6 FEBRUARI 2013