Pialang edisi 6 februari 2013 | Page 24

TOP STORY “Itu sudah diprediksi perusahaan. Jadi, tidak terlalu mengganggu kinerja,” Khusus sektor manufaktur, Lana belum dapat menjelaskan apakah pelemahan rupiah lebih menguntungkan atau merugikan. Pasalnya, sektor manufaktur selain melakukan ekspor, juga bergantung pada impor. Hal ini ditujukkan oleh lonjakan impor bahan baku dan barang modal yang cukup tinggi. Selain itu, lanjut Lana, sektor manufaktur adalah sektor yang berbasis utilitas, sehingga selain impornya tinggi, arus kasnya di dalam negeri menggunakan rupiah. Sejalan dengan Lana, Analis Recapital Securities, Agustini Hamid berpendapat bahwa pengaruh pelemahan rupiah terhadap net sell asing hanya bersifat sementara. “Terutama berpengaruh pada saham di sektor manufaktur dan mining,” katanya. Dia optimistis net buy asing akan mengalami peningkatan seiring dengan adanya pertumbuhan ekonomi China yang akan meningkatkan permintaan bahan mentah seperti batubara. “Dengan demikian, akan ada net buy di sektor mining seiring pertumbuhan permintaan bahan mentah dari China.” Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi dua sektor yang sebelum krisis 2008 pernah menjadi pencetak untung besar ini. Sebab pada saat yang sama saham-saham komoditas telah berada pada level harga yang cukup murah. Sejak dua tahun terakhir indeks sektor perkebunan dan pertambangan tumbuh negatif, masing-masing -1,8 persen dan 37 persen. Dengan sejumlah analisa bahwa paruh kedua tahun ini harga komoditas akan melejit, harga saham kedua sektor ini diyakini akan kembali rebound. Presiden Direktur MBTO BRYAN TILAAR PIALANG INDONESIA 24 EDISI 6 FEBRUARI 2013