RESEARCH
MARKET
man mereka masing-masing. Hal
yang menjadi ketakutan bagi Investa
ialah bila dana dari emerging market
pindah ke obligasi dari negara maju
yang ditandai oleh naiknya harga
obligasi atau turunnya yield obligasi,
dan ini sama sekali tidak terjadi selama 2 bulan terakhir.
Atas dasar dan alasan inilah maka
Investa memandang kondisi tapering (pengurangan stimulus) dari
Bank Sentral Amerika Serikat (the
Fed) hingga US$10 miliar relatif telah
diterima dan telah dihitung oleh
kondisi pasar selama tiga bulan terakhir. Risiko paling besarnya ialah apabila tapering di beberapa bulan ke
depan terjadi, menembus angka di
atas US$10 miliar atau bahkan di atas
US$15 miliar. Yang jelas, belum masuk dalam model perhitungan para
pemain arbitrase pengelola dana seluruh dunia.
Hasilnya pada 19 September
2013 waktu Indonesia lalu the Fed
menyatakan belum akan melakukan
PIALANG INDONESIA
50
pengurangan stimulus atau belum
mau berhenti mencetak duit. Federal
Reserve tak akan memangkas
stimulus berupa pembelian obligasi
senilai US$85 miliar per bulan.
Gubernur the Fed Ben S. Bernanke
beralasan, rasio pengangguran di
level 7,3 persen saat ini masih terlalu
tinggi dan berisiko. Sebelumnya,
konsensus
memprediksi
paket
stimulus akan dikurangi US$10 miliar
menjadi US$75 miliar. “Tidak ada
jadwal pasti kapan pengurangan
stimulus tersebut akan dilakukan. Saya
harus benar-benar menekankan hal
itu,” ujar Bernanke, saat konferensi
pers setelah rapat dua hari Federal
Open Market Committee berakhir.
Dari dalam negeri kami menyoroti
angka inflasi yang akan menjadi
headline dari berita ekonomi
Indonesia setidaknya selama dua
pekan ke depan. Kami memberikan
gambaran grafik inflasi selama tahun
2013 beserta beberapa indikator lain
seperti pada gambar di bawah ini:
EDISI 14 OKTOBER 2013