TOP STORY
sebagai wakil rakyat untuk melobi sejumlah pihak yang berhubungan dengan penanganan proyek di institusi
pemerintah. Praktik korupsinya pun
terorganisasi. Dia menebar tenagatenaga pemasaran yang piawai melobi. Lewat informasi yang disodorkan
Nazaruddin, anak buahnya menyusup
ke institusi pemerintah, sambil kasakkusuk melobi sejumlah pihak agar
dapat menangani proyek-proyek pelat
merah. Untuk merangsang sejumlah
pihak bersedia berkongkalikong inilah
Nazaruddin menebar suap.
Dalam kasus korupsi proyek Wisma
Atlet, misalnya, Nazaruddin bersama
anak buahnya, Mindo Rosalina Manulang, aktif melobi anggota DPR agar
memuluskan proyek itu. Agar lobi berlangsung mulus, mereka menyiapkan
uang suap. PT Permai Group diketahui
menggelontorkan uang Rp20 miliar
untuk diberikan kepada sejumlah pihak agar dapat memuluskan proyek
tersebut.
PIALANG INDONESIA
23
Perkara Wisma Atlet juga menggambarkan persekongkolan jahat sejumlah politisi. Mantan Wakil Sekretaris
Jenderal Partai Demokrat, Angelina
Sondakh, berperan meminta dana miliaran rupiah dari PT Permai Group
untuk memuluskan anggaran proyek
Hambalang dan Wisma Atlet Palembang. Dia terbukti menerima Rp5 miliar. Sisa dana lainnya digelontorkan ke
Badan Anggaran DPR, agar anggaran
proyek segera diketok. Adalah Yulianis, Staf Keuangan PT Permai Group,
yang berperan menabur uang itu ke
sejumlah pihak.
Jurus yang dilakoni Nazar beserta
anak buahnya itu sangat ampuh. Bayangkan, sepanjang lima tahun terakhir
Nazar mampu menggaet lima proyek
seperti proyek pembangunan rumah
sakit pendidikan di Universitas Udayana, pembangunan rumah sakit pendidikan di Mataram, Gedung Diklat
Perhubungan, Badan Diklat Politeknik
Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dan
pembangunan Rumah Sakit Adam
Malik. Dari proyek rumah sakit pendidikan Mataram dan rumah sakit pendidikan Universitas Udayana, Nazar
mendapatkan fee masing-masing 13
persen. Dari proyek Diklat Perhubungan PIP Semarang, Rumah Sakit Adam
Malik, Nazar meraup masing-masing
fee 5 persen dari nilai total proyek.
Agar praktik kongkalikong tidak
mudah dilacak, para awak Nazaruddin
menggunakan kata-kata sandi. Rosa
bersama Angelina Sondakh kerap
menggunakan sandi saat berkomuniEDISI 14 OKTOBER 2013