Pialang edisi 14 oktober 2013 | Page 23

TOP STORY sebagai wakil rakyat untuk melobi sejumlah pihak yang berhubungan dengan penanganan proyek di institusi pemerintah. Praktik korupsinya pun terorganisasi. Dia menebar tenagatenaga pemasaran yang piawai melobi. Lewat informasi yang disodorkan Nazaruddin, anak buahnya menyusup ke institusi pemerintah, sambil kasakkusuk melobi sejumlah pihak agar dapat menangani proyek-proyek pelat merah. Untuk merangsang sejumlah pihak bersedia berkongkalikong inilah Nazaruddin menebar suap. Dalam kasus korupsi proyek Wisma Atlet, misalnya, Nazaruddin bersama anak buahnya, Mindo Rosalina Manulang, aktif melobi anggota DPR agar memuluskan proyek itu. Agar lobi berlangsung mulus, mereka menyiapkan uang suap. PT Permai Group diketahui menggelontorkan uang Rp20 miliar untuk diberikan kepada sejumlah pihak agar dapat memuluskan proyek tersebut. PIALANG INDONESIA 23 Perkara Wisma Atlet juga menggambarkan persekongkolan jahat sejumlah politisi. Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Angelina Sondakh, berperan meminta dana miliaran rupiah dari PT Permai Group untuk memuluskan anggaran proyek Hambalang dan Wisma Atlet Palembang. Dia terbukti menerima Rp5 miliar. Sisa dana lainnya digelontorkan ke Badan Anggaran DPR, agar anggaran proyek segera diketok. Adalah Yulianis, Staf Keuangan PT Permai Group, yang berperan menabur uang itu ke sejumlah pihak. Jurus yang dilakoni Nazar beserta anak buahnya itu sangat ampuh. Bayangkan, sepanjang lima tahun terakhir Nazar mampu menggaet lima proyek seperti proyek pembangunan rumah sakit pendidikan di Universitas Udayana, pembangunan rumah sakit pendidikan di Mataram, Gedung Diklat Perhubungan, Badan Diklat Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dan pembangunan Rumah Sakit Adam Malik. Dari proyek rumah sakit pendidikan Mataram dan rumah sakit pendidikan Universitas Udayana, Nazar mendapatkan fee masing-masing 13 persen. Dari proyek Diklat Perhubungan PIP Semarang, Rumah Sakit Adam Malik, Nazar meraup masing-masing fee 5 persen dari nilai total proyek. Agar praktik kongkalikong tidak mudah dilacak, para awak Nazaruddin menggunakan kata-kata sandi. Rosa bersama Angelina Sondakh kerap menggunakan sandi saat berkomuniEDISI 14 OKTOBER 2013