Pialang edisi 12 agustus 2013 | Page 66

WORLD “Bernanke nampaknya tidak terburu-buru mengurangi stimulus. Kemungkinan pengurangan stimulus pada September semakin kecil,” kata Joseph LaVorgna, Kepala Ekonom dari Deutsche Bank Securities Inc di New York, seperti dikutip Bloomberg. Di sisi lain, terjadi pelemahan nilai tukar di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia, karena investor mulai menarik dana mereka keluar dari aset-aset negara berkembang yang dianggap berisiko tinggi. Tren capital outflow ini, contohnya di Indonesia, terus terjadi sehingga menekan kurs rupiah menembus level Rp 10.000 per dolar Amerika Serikat. Currency War Namun, ada anggapan bahwa penguatan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama lain di dunia tidak hanya dipengaruhi oleh rencana tapering stimulus dari Fed. Faktor perang mata uang (currency war) dinilai juga menyebabkan greenback menguat dan terus menguat. Jadi, inti dari currency war ini adalah bank-bank sentral di negara industri maju berlomba-lomba melemahkan kurs mata uang masing-masing untuk meningkatkan daya saing ekspor. PIALANG INDONESIA 66 Misalnya Jepang dengan stimulus dalam jumlah fantastis kolaborasi antara Perdana Menteri Shinzo Abe dan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda (Abenomics) menyebabkan yen melemah. Meskipun Abe berdalih kebijakan ini untuk menggairahkan ekonomi dalam negeri dan mencapai target inflasi 2 persen, namun pelemahan yen berarti meningkatkan daya saing produk-produk Jepang di pasar ekspor. Yang terjadi kemudian tidak hanya Amerika Serikat yang memberi stimulus, tapi bank-bank sentral lain di dunia juga melakukan hal yang sama. Karena di tengah kondisi ekonomi global yang sedang lesu, semua negara ingin fokus menopang perekonomian domestik dengan cara melonggarkan kebijakan moneter dan menggelotorkan stimulus. Negara berkembang di Asia Timur, seperti Korea Selatan dan China, terkena dampak langsung dari pelemahan yen. Sebagai negara kompetitor Jepang di pasar ekspor, jelas produk kedua negara ini kalah bersaing dibandng produk Jepang. European Central Bank EDISI 12 AGUSTUS 2013