afterhours
JAS MERAH DI GALANGAN VOC tempat itu nyaman untuk berbincang di sore hari sambil menikmati kopi dan hidangan kecil.
Untuk menambah keindahan dan daya tarik, pengelola Galangan Resto and Café melengkapinya dengan membeli fosil kayu dari Pelabuhan Ratu. Bahkan selain delman, ada juga mobil Ford buatan 1929 yang diparkir di halaman. Sedangkan pada sudut lainnya tanah yang lowong diisi dengan bangunan asli rumah Kudus( Jawa Tengah) yang usianya sekitar 100 tahun.
Sebagai kelengkapan sebuah resto dan kafe maka disiapkan sekitar 140 minuman, di antaranya adalah Syahbandar Cafe. Selain itu, di restoran yang buka jam 11.00 sampai 24.00 WIB ini tersedia juga 42 menu makanan dan buah-buahan.
Galangan VOC kini telah bermetamorfosis. Itulah sebabnya, di saat-saat libur cukup banyak pelancong dari Belanda yang datang sekedar untuk mengenang sejarah bangunan yang didirikan oleh leluhurnya. •
Foto-foto: Riset
Sebagai anak bangsa, tentu kita pernah mendengar istilah“ jas merah”? Istilah itu diambil dari judul pidato terakhir Bung Karno pada 1966 yang oleh si empunya dimaknai sebagai peringatan agar“ jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”.
Sejarah memang acap menjadi bagian penting bagi perkembangan manusia. Melalui sejarah, manusia dapat mempelajari banyak hal, demi mencapai masa depan yang lebih baik dan ideal. Dan boleh jadi, berbekal semangat itulah seorang perempuan pengusaha yang juga peminat seni budaya dan kolektor benda-benda seni, bernama Susilawati, pada 1998 mulai menyulap bangunan bekas galangan kapal dari abad 17-18 menjadi Kafe / Restoran VOC Galangan.
Sejarah menyebutkan, pelabuhan Jakarta memang pernah menjadi bandar terpenting di Asia. Tak heran, Galangan Kapal VOC menjadi unsur pendukung yang sangat penting bagi lancarnya jaringan niaga.
Galangan kapal sendiri sudah berfungsi sejak 1623. Banyak kapal yang diperbaiki di galangan tersebut. Pada 1721, terjadi kebakaran besar di sana, sehingga oleh pemerintah saat itu dilakukan pembangunan kembali dan menjadikan bangunan tersebut semacam gudang.
Namun sekalipun tidak terawat dan sudah berdiri selama 350 tahun, bangunan di sana tetap tampak kokoh. Kendati belum bisa ditelusuri waktu tepatnya, sejarah sudah menunjukkan adanya pembangunan tambahan di lokasi itu berupa serambi kayu bertingkat dua.
Dalam perjalanannya, kondisi bangunan tua itu sempat terlihat sangat menyedihkan. Tembok dan atap rusak dan kumuh di sana-sini. Dengan kondisi seperti itu, Susilawati bak memperbaiki mangkuk antic kuno. Dia tak segan menggelontorkan miliaran rupiah demi menciptakan peruntukan baru atas bangunan yang terletak di Jalan Kakap St No 1- 3 Penjaringan, Jakarta Utara itu.
Setahun lamanya bangunan kumuh dan tua itu direnovasi total. Bagian-bagian yang busuk dan hancur dibangun kembali. Sedangkan pilar-pilar kayu dan teras kayu masih dipertahankan.
Pascarekonstruksi bangunan di kawasan itu, tidak ada lagi gang yang kumuh atau jembatan yang kotor di sana. Bangunan dengan halaman berumput hijau pun menghampar. Lengkap dengan beberapa tenda dan kursi membuat
Galangan Resto & Café: Jalan Kakap St No 1- 3 Penjaringan, Jakarta Utara
Paras
EDISI MARET 2016
41