BTN optimistis, pasar properti 2016 lebih prospektif ekonomi 2015 telah menyebabkan harga-harga naik. Khususnya barang pokok dan material. Namun, hal tersebut ternyata tidak mempengaruhi kinerja sejumlah pengembang nasional untuk membangun proyek properti. Meskipun terjadi perubahan strategi, yakni mulai menyasar kalangan menengah ke bawah.
“ Nilai tukar AS yang fluktuatif, justru membuat orang ingin menginvestasikannya untuk properti. Alasannya, karena properti adalah investasi yang aman di tengah ketidakpastian pasar, mengingat harga tanah tidak pernah turun,” kata Dirut Maryono.
Jika melihat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus menguat, disertai pembangunan infrastruktur yang segera akan menggerakkan sektor riil, hal itu diyakini bakal meningkatkan daya beli masyarakat.“ Maka tanda-tanda perbaikan hanya menunggu waktu,” kata Dirut Maryono optimis.
Peran Strategis BTN
Seminar bertema“ BTN Outlook Ekonomi, Perbankan dan Properti 2016” memang diharapkan menjadi solusi dalam pengembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia. Oleh sebab itu, diundang sejumlah stakeholder dan
Nilai tukar AS yang fluktuatif, justru membuat orang ingin menginvestasikannya untuk properti. Alasannya, karena properti adalah investasi yang aman di tengah ketidakpastian pasar, mengingat harga tanah tidak pernah turun.
pemangku kebijakan. Harapannya, dapat memberikan arah bisnis yang tepat di sepanjang tahun 2016.
“ Dengan hadirnya para pakar di bidangnya, semoga ini menjadi sumbangan Bank BTN untuk negeri. Dan kami akan terus berupaya semaksimal yang dapat dilakukan untuk bagaimana terus mendapat peran strategis sesuai dengan kompetensi yang dimiliki Bank BTN dalam mendukung program pemerintah guna Indonesia yang lebih baik,” tegas Dirut Maryono.
Maryono memaparkan bahwa kredit yang disalurkan Bank BTN untuk pembiayaan perumahan, ternyata berdampak dengan menggeliatnya sektor industri yang terkait dengan pembangunan perumahan. Sektor industri ini terus tumbuh begitu pembangunan perumahan dilakukan di sebuah lokasi atau wilayah. Tumbuhnya industri ini, secara tidak langsung mendorong sekaligus memperkuat ekonomi nasional.
“ Dan ini belum disadari betul oleh semua pihak, bahwa ternyata pembiayaan perumahan telah membuat sektor industri terkait tahan banting terhadap kondisi ekonomi 2015. Bahkan efek domino dari kredit pada sektor pembiayaan perumahan tersebut telah mendorong tumbuhnya PDB nasional,” kata Dirut Maryono.
Pembiayaan perumahan sebagai penguat sendi-sendi ekonomi bangsa, ternyata sudah teruji jika melihat posisi Bank BTN yang sangat baik, justru ketika kondisi ekonomi nasional mengalami perlambatan.“ Kinerja bisnis Bank BTN tahun 2015 sangat bagus di tengah pelemahan ekonomi nasional,” tegas Dirut Maryono.
Pada akhirnya, Dirut Maryono optimistis bahwa kinerja perseroan akan lebih baik di tahun 2016. Dalam kondisi perlambatan ekonomi tahun 2015 saja, di mana antara supply dan demand tidak seimbang, kinerja Bank BTN tumbuh di atas rata-rata.
Maka membaiknya ekonomi 2016, diyakini bakal mendorong keseimbangan antara supply dan demand. Dan dampaknya, tentu bakal mendongkrak kinerja Bank BTN lebih baik lagi.“ Kami optimistis 2016 kinerja perseroan akan lebih baik,” tegas Dirut Maryono. •
Foto: Dahlan RP
Paras 27
EDISI MARET 2016