Oil & Gas Indonesia (OGI) edisi 12 | Page 35

KONSTRUKSI MIGAS l INDUSTRI PENUNJANG MIGAS I ANGKUTAN MIGAS I NIAGA MIGAS I TEKNOLOGI MIGAS I INSFRASTRUKTUR MIGAS I PIPA MIGAS I PRODUK MIGAS I SUDUT MIGAS I FOTO EDI TRIYONO PHE ONWJ kurang lebih sebesar US$ 19,9 juta. “Ini adalah kerjasama yang pertama barangkali antara upstream dengan downstream. Selama ini kami sudah ada kerjasama seperti ini tetapi antara sesama KKKS,” ucap Executive VP & General Manager PHE ONWJ Jonly Sinulingga. Sementara di sisi hilir terjadi efisiensi biaya bahan bakar untuk operasi PLN yang akhirnya beralih ke gas untuk membangkitkan listriknya untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya. Dari catatan, Nusantara Regas telah mulai mengirimkan gas kepada PLN periode 24 Mei – 31 Desember 2012 sebanyak 12 kargo LNG atau setara dengan 32,4 bBtu dari Mahakam PSC. Penghematan selama tujuh bulan di tahun 2012 tersebut diestimasi sekitar US$ 349,8 juta. Sementara pada kurun waktu 1 Januari – 15 Agustus 2013 telah dialirkan sebesar 40,6 juta bBtu dengan perkiraan penghematan senilai US$ 448,47 juta. “Untuk tahun ini Insya Allah PT. Nusantara Regas akan membeli sesuai dengan komitmen sebanyak 22 kargo dari Mahakam PSC. Dan sedang dibicarakan adanya tambahan kargo yang akan diperoleh dari BP Berau yang mengelola plant di Tangguh PSC,” kata Direktur Utama PT. Nusantara Regas, Hendra Jaya. Dengan demikian, total penghematan dari konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas oleh PLN sebesar US$ 798,3 juta atau sekitar Rp 7,98 triliun. Ke depannya tentunya akan terjadi peningkatan penghematan subsidi subsidi BBM oleh pemerintah. “Perjanjian ini dilaksanakan dalam rangka membantu Nusantara Regas untuk melaksanakan komitmennya kepada PLN untuk menyalurkan gas,” ujar Hendra. “Penghematan itu akan terus bertambah sampai akhir tahun nanti karena volume yang kami alirkan ke Tanjung Priok ini lebih besar dari yang selama ini dialirkan PHE ONWJ ke Tanjung Priok,” sambungnya. Diterangkan oleh Hendra, komitmen Nusantara Regas untuk mengalirkan gas ke Tanjung Priok sudah diusahakan sejak akhir tahun 2012, namun terkendala karena keterbatasan dalam pembangunan pipa untuk menyalurkan gas dari Muara Karang ke Tanjung Priok. “Opsi untuk menggunakan secara bersama fasilitas yang dioperasikan oleh PHE ONWJ merupakan pilihan utama kita dalam rangka efisiensi biaya dan waktu,” papar Hendra. Hal tersebut diamini oleh Direktur Utama PHE Ignatius Teny Wibowo, karena dengan kerjasama ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. “Nusantara Regas juga menghemat beban investasi secara signifikan,” kata Teny. Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas Lambok H. Hutauruk FOTO EDI TRIYONO Direktur Utama PT. Nusantara Regas Hendra Jaya FOTO EDI TRIYONO Executive VP & General Manager PHE ONWJ Jonly Sinulingga Setor US$ 2,7 Juta ke Rekening Negara Dari sisi penerimaan negara dengan kerjasama pemanfaatan fasilitas bersama ini juga terjadi potensi peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sewa barang milik negara yang dibayarkan Nusantara Regas. Melalui surat nomor S-369/MK.6/2013 bertanggal 3 Juli 2013, Kementerian Keuangan telah menyetujui sewa atas barang milik negara selain tanah dan atau bangunan pada kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS) PHE ONWJ. Berdasar surat tersebut, dengan minimum pengaliran sebesar 35 bBtu, pembayaran sewa yang disetorkan ke rekening negara sebesar US$ 2,7 juta. Jumlah tersebut akan bertambah setiap tahunnya seiring kenaikan gas yang dialirkan oleh Nusantara Regas di masa mendatang. Kesepakatan ini juga menunjukkan komitmen prioritas produksi LNG untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Selama jangka waktu tiga tahun, potensi penerimaan negara dari pengiriman LNG domestik ini secara pendapatan kotor sekitar US$ 4 miliar,” tegas Lambok H. Hutauruk. Kerjasama pemanfaatan fasilitas bersama antara PHE ONWJ dengan Nusantara Regas diterangkan oleh Jonly Sinulingga memiliki durasi kontrak yang sama dengan kontrak PSC PHE di Blok ONWJ yaitu sampai tahun 2017. “Jadi align dengan kotrak itu,” tegas Jonly. v & OG I N D O N E S I A Edisi 12 Tahun I / 2013 35