Oil & Gas Indonesia (OGI) edisi 11 | Page 22

Laput Foto : Edy Triyono Bobby Rizaldi : Geothermal dan Hydro Paling Cepat Oleh: Sofyan Badrie P Tapi kalau kita mengembangkan geothermal dan hydro maka kita bisa mengundang pihak swasta untuk turut mengembangkan kedua jenis energi tersebut Anggota DPR-RI Komisi VII Partai Golkar Bobby Rizaldi 22 & OG I N D O N E S I A Edisi 11 Tahun I / 2013 erkembangan energy baru terbarukan menurut anggota DPR-RI Komisi VII dari partai Golkar sampai saat ini berjalan sudah bagus. “Secara legalisasi, kita ingin pastikan di KEN, ini adalah alokasinya,” katanya. Artinya, presentasenya harus makin membesar. Presentase yang makin membesar itu dijewantahkan bahwa pemerintah harus beli. Nah, di sisi pemerintah sendiri, selain ada kewajiban harus beli, mereka (pemerintah –red) harus memperbaiki (agar investor masuk) dengan fit in tarif yang makin lama makin naik. Kalau fit in tarif makin lama makin naik, maka investor masuk secara besar-besaran. Namun memang ada masalah lain yaitu prioritasnya. Sejatinya, energy fit in tarif di sisi geothermal, karena itu adalah larskill bussiness. Supaya investor geothermal masuk dan power plantnya itu skalanya skala besar. Mungkin di tenaga angin terlebih dulu tapi lebih pada geothermal dan energi tenaga air. “Kedua energi tersebut yang paling cepat untuk kita kembangkan. Karena kalau energi angin, sekarang memang ada yang sudah mengembangkan karena ada teknologinya. Namun memang pengembangannya masih dalam skala kecil. Kalau skalanya besar dan lebih cepat untuk dikembangkan adalah geothermal,” jelas Boby Rizaldy. Sementara untuk energy tenaga surya, sudah dikembangkan tapi harus disupport pemerintah karena biayanya cukup besar. Jadi tidak bisa full swasta. Misalnya beberapa proyek pengembangan PLTS di beberapa tempat ternyata berasal dari dana APBN. “Tapi kalau kita mengembangkan geothermal dan hydro maka kita bisa mengundang pihak swasta untuk turut mengembangkan kedua jenis energi tersebut,” kilahnya lagi. v