Indonesia Itu Berbeda,
Namun Tetap Satu
Ekspresi Rm. Benny Susetyo ketika sedang
diwawancarai tim jurnalistik Notre Dame
Di era yang modern seperti ini, banyak terjadi kasus di dunia yang berkaitan dengan SARA,
hal itu juga sedang marak terjadi di Indonesia. Romo Benny Susetyo,selaku pengamat agama,
angkat bicara mengenai kasus-kasus menyangkut SARA di Indonesia, ini tentu sangat ber-
tolak belakang dengan semboyan negara kita yaitu, Bhinneka Tunggal Ika.
Menurutnya, penggunaan isu
SARA dalam politik, misalnya
pada PILKADA saat ini sudah
merusak dan melukai demokrasi,
karena demokrasi itu bersifat
fairplay. Dibutuhkan akal, dan
nalar yang sehat, juga kesadaran
yaitu adu konsep, adu program,
dan adu gagasan. Ia juga menambah-
kan, jika demokrasi dilukai dengan
isu SARA,maka kualitas
demokrasi juga jadi terganggu.
Menurutnya,isu agama yang
digunakan dalam politik tidak
mengandung moral dan itu meng-
hina Tuhan, karena Tuhan tidak
boleh dibawa-bawa dalam politik.
“Orang yang percaya Tuhan tidak
boleh membawa Tuhan untuk
kepentingan politik sesaat. Orang-
orang yang seperti itu menunjuk-
kan bahwa mereka adalah orang
6
Notre Dame | Januari-Maret 2017
yang tidak beriman, yang tidak
tahu Tuhannya, sehingga Tuhan
dipakai untuk kepentingan yang
sempit. Padahal, Tuhan itu maha
besar, sehingga Tuhan tidak boleh
disambungkan dengan kepentingan
partai politik tertentu.” Tanggap
pria berusia 48 tahun ini. diam. Akibatnya, suara mereka
kelihatan besar, padahal mereka
hanya orang-orang kecil. Tetapi
mereka adalah kelompok yang
radikal, kelompok yang terus-
menerus menyebarkan kebencian,
dan terus-menerus memprovokasi,”
tegasnya.
Menurut biarawan kelahiran
Malang ini, orang Indonesia saat
ini tidak berbeda dengan generasi
dahulu, masih tetap bertoleransi
hingga sekarang. “Sebenarnya
toleransinya masih baik. Rakyat
yang intoleransi itu kan kelompok
kecil, jumlahnya bahkan tidak
sampai lima persen. Tetapi, suara
mereka sangat besar, dan sangat
menguasai media sosial. Kerap
kali mereka provokatif, dan
orang-orang mayoritas hanya Beliau yang lahir pada tanggal
10 Oktober 1968 ini, juga
menyebutkan,bahwa kelompok
kecil ini terlalu aktif,dan juga sering
mempengaruhi cara berpikir
seseorang,sehingga mereka mem-
punyai kekuatan yang luar biasa.
“Kelompok kecil ini jadi semakin
luas, karena mayoritas diam. Kalau
mereka selama ini berani
berbicara dan mengeluarkan
pendapat untuk menggebrak para
kelompok kecil yang intoleran,