ND Magazine 17 NDMag-17 | Page 43

kamu ketahui. Aku tak mau kamu menjadi pacarku. Tapi.., jadilah tunanganku dan pendamping hidupku. Avery McKenzie Rolland, maukah kau menikah denganku?” Tanya Harry dengan wajah penuh pengharapan.
Dengan mata yang telah berair, Avery mengangguk. Lalu Harry mencium kening Avery dan memakaikan cincin tunangan di jari manis Avery. Tepat setelah pernyataan cinta Harry kepada Avery, jam Big Ben berbunyi dan kembang api menghiasi langit London.“ Selamat tahun baru Avery.”
1 Januari 2018
Sepasang kekasih berjalan menyusuri Kota London.“ Har, aku mau es krim,” pinta Avery seperti anak kecil.
Harry terkekeh,“ Baiklah. Akan kubelikan untukmu.”
Harry menyebrangi jalan tersebut dan membeli es krim yang diinginkan oleh sang kekasih. Ia kembali menyebrangi jalan untuk memberikan es krim kepada kekasihnya,“ Ini. Dasar anak kecil!”
Avery cemberut sambil memakan es krimnya,“ Hey! Aku bukan anak kecil, tahu!”
Tiba-tiba ada seekor kecoa yang bertengger di jalan raya tersebut.“ Avery, ada kecoa di situ! Aku harus selamatin dia kalau gak dia mati!” Kata Harry dengan histeris.
“ Oh, iya! Cepat kamu selamatkan! Hati-hati, ya!” Kata Avery.
Dengan tergesa-gesa Harry berlari ke jalan raya dan menyelamatkan kecoa tersebut. Dengan bodohnya, setelah memindahkan kecoa tersebut ke pinggir jalan, Harry malah asik melihat kecoa tersebut padahal ia jelas masih di jalan raya.
“ Harry awas!” Teriak Avery sambil menunjuk sesuatu.
Harry mengalihkan pandangannya menuju arah yang ditunjuk Avery. Sebuah truk dengan kecepatan tinggi melaju dan menghantam tubuh Harry. Darah keluar dengan derasnya dari tubuh Harry. Avery mematung di trotoar. Air mata yang ia bendung tak dapat ditahan lagi. Cairan bening mulai keluar dari matanya. Ia berjalan menghampiri mayat tunangannya itu. Namun, sesuatu menghentikan langkahnya,“ Tidak! Kecoa! Maafkan aku yang telah menginjakmu! Kecoa maafkan aku!” Lalu Avery berlutut di pinggir jalan, di tengah mayat sang kecoa dan sang tunangan. Ia membiarkan air matanya lepas dari segelnya untuk seorang lelaki dan seekor kecoa.
*** 9 Tahun kemudian
Seorang wanita berusia 27 tahun berjalan menuntun seorang anak laki-laki yang berusia 2 tahun. Keduanya memakai baju bernuansa hitam. Mereka melangkahkan kakinya memasuki sebuah pemakaman di London. Mereka berhenti di sebuah nisan bertuliskan‘ HARRY EDWARD MAXWELL’.
Wanita itu yang tak lain adalah Avery berlutut sambil memegang nisan tersebut,“ Hai, Harry. Aku yakin kamu sudah bahagia di alam sana. Kamu tahu? Sekarang aku telah menikah dengan sahabatmu sekaligus orang kepercayaanmu, Niall James Fitz dan aku bersama anakku, Harry Edward Fitz. Tadinya, Niall ingin ikut, namun aku membiarkannya untuk mengurus perusahaan yang kamu serahkan padanya. Niall memperlakukanku dengan sangat baik, Har, seperti kamu memperlakukanku dulu. Aku memberi nama anakku dengan namamu karena kamu adalah seorang yang hebat, pekerja keras, dan rela berkorban. Seandainya saat itu, kamu tak pergi meninggalkanku, mungkin sekarang aku telah hidup bahagia bersamamu. Namun takdir berkata lain. Oh, iya. Sebenarnya kamu melanggar janjimu itu, lho. Janjimu yang kamu buat saat di Beverly Hills bahwa kita akan bertemu lagi. Tapi aku yakin. Suatu saat kita akan bertemu lagi di alam sana. Aku tetap mencintaimu, Har. Karena kamulah cinta pertamaku. Aku akan selalu menempatkanmu di hatiku, di tempat yang sama untuk Niall dan anakku. Semoga kamu dan sang kecoa tenang di sana. Karena dalam hidupku, novel yang telah selesai adalah kisah aku, kamu, dan kecoa.”
Edeline Patricia Lase / 9C / 10
Notre Dame | Januari-Maret 2017
43