ND Magazine 17 Majalah19 | Page 36

Milea Suara Dari Dylan

Kali ini saya akan mengulas novel karya Pidi Baiq yang berjudul“ MILEA: Suara dari Dilan”. Novel ini menceritakan kisah yang sama dalam novel sebelumnya“ DILAN”. Kalau di dua novel sebelumnya, penulis menceritakan kisahnya dalan sudut pandang tokoh perempuan yaitu Milea, namun pada novel ini penulis menuliskannya dalam sudut pandang Dilan. Di dalam novel ini kita diajak untuk memahami kondisi dan perasaan yang dirasakan oleh seorang Dilan.
Secara garis besar, penulis masih menceritakan keromantisan hubungan Dilan dan Milea saat mereka pacaran, sangat romantis dan terkadang membuat para pembacanya terbawa perasaan dan cukup menghibur. Dilan memberikan memberikan hadiah TTS yang sudah diisi semua, disini Dilan menjelaskan alasannya memberikan hadiah tersebut. Hadiah lainnya yang diberikan lewat tukang sayur, tukang koran, dan lainnya yang sangat unik. Dilan juga memberikan pandangan berbeda tentang Geng motornya yang dianggap Milea sebagai sesuatu yang buruk dan memintanya untuk menjahuinya. Dilan memberikan jawaban mengapa dia masih mempertahankan pergaulannya dengan Geng Motor tersebut.
Dan yang sangat ditunggu adalah saatsaat hubungan mereka mulai tidak baik ketika kematian teman satu geng motonya, Akew, yang membuat Milea Khawatir jika Dilan akan bernasib sama seperti temannya kalau ia masih bergabung dengan Gengnya. Dilan menceritakan bagaimana perasaannya ketika itu, saat Milea mulai seperti memberikan pelajaran untuknya dengan cara mengacuhkannya, lalu Bundanya yang ikut memarahinya ditambah lagi ayahnya yang juga memberi hukuman kepada Dilan. Dilan merasa seperti tak ada lagi orang yang bisa menumpahkan segala unek-uneknya. Dan akhirnya hubungan Dilan dan Milea pun tak dapat bertahan. Disini pastinya pembaca sanag menyayangkan hal tersebut terjadi.
Dan yang paling seru, Dilan menceritakan bertapa sulitnya melupakan Milea, bertapa ia sangat rindu kepadanya, bagaimana perasaan Dilan yang berusaha kuat dan tetap mempertahankan harga dirinya. Rasa rindu yang tak dapat terbendung hingga beberapa lamanya. Dilan juga merasakan kesedihannya saat di tinggal Ayahnya. Lalu ditambah lagi perjalanannya dalam mencari perguruan tinggi di Jogja yang diwarnai perasaan rindu kepada
Lia, Dilan juga menceritakan bagaimana perasaanya saat bertemu tanpa sengaja dengan Milea ketika ia magang di sebuah perusahaan di Jakarta. Rasa rindu tersebut sempat muncul namun, sayangnya Milea sudah dimiliki orang lain, disini saya yakin pembaca masih berharap mereka kembali.
Sampai akhirnya, Dilan bertemu dengan Lia saat melayat guru SMAnya. Saat itulah rasa rindu akan kenangan besama Lia muncul kembali. Dan mereka pun saling mengobrol dan bercerita, hingga mereka menyadari bahwa ada kesalahpahaman diantara mereka. Para pembaca mungkin akan terbawa emosinya saat membaca cerita ini, dan menyayangkan mengapa hal ini bisa terjadi.
Kerinduan berlanjut saat Dilan menguatkan diri untuk menelepon Lia. Mereka saling meluapkan kerinduannya ditambah lagi lelucon Dilan yang menghangatkan suasana. Pembaca pasti sedih membacanya, ada rasa menyesal, menyayangkan, tak menduga,“ ah kenapa harus gini”,“ ah kenapa harus gitu”. Seperti mereka masih ada“ rasa” namun kenyataan tak sejalan karena mereka sudah“ terlanjur” memiliki yang lain.
Nah, bagi kalian yang suka dengan novel yang mengkisahkan tentang percintaan mungkin tidak terdengar asing dengan judul yang satu ini. Yap“ Milea” adalah salah satu tokoh yang ada pada dua novel yang bersangkutan, yaitu“ Dilan: Dia Dilanku Tahun 1990” dan“ Dilan: Dia Dilanku Tahun 1991”. Lantas apa yang membedakannya dengan novel yang satu ini? Perbedaannya adalah novel“ Milea” ini menggunakan sudut pandang Dilan. Dilan menceritakan kisahnya dengan berbagai tambahan yang tidak kita temukan pada dua novel sebelumnya. Tentang bagaimana mulanya ia mengenal si Milea, lalu melakukan pendekatan sampai pada proses jadian. Disini Penulis menceritakan kesehariannya Dilan berpacaran dengan Milea. Jika kita baca kisah novel“ Dilan” pada dua buku, disini“ Milea” diceritakan sepenuhnya dalam satu buku. Dengan membaca novel ini, membuat pembaca terkesima dengan berbagai kisah cinta yang rumit namun ringan untuk dibaca. Bagaimana kisah percintaan yang sebenarnya tidak pernah terduga. Tak lupa juga tentang orang-orang sekitar Dilan diceritakan dengan penuh, yang mungkin tak semuanya dijelaskan oleh Milea. Novel ini adalah pelengkap dari dua novel“ Dilan”
Judul: Milea Suara dari Dilan Penulis: Pidi Baiq Penerbit: Pastel Books Tahun Terbit: 2016 Genre: Romance, Fiksi Jumlah Halaman: 357 Halaman
Kelebihan novel ini adalah mempertahankan gaya tulisan yang ringan. Dan pula, meski novel ini adalah kisah percintaan, tidak serta merta menceritakan tentang sepasang kekasih, juga ada nilai cinta kepada keluarga, persahabatan, cinta akan daerah atau alam, dan nilai kemanusiaan. Sedangkan kekurangannya ada pada jalan cerita, para pembaca terlebih dahulu harus mengerti jalan cerita yang disampaikan dalam dua novel“ Dilan” sebelumnya. Karena novel ini adalah pelengkap yang mengisahkan keseluruhan cerita. Novel ini mengajarkan kita agar tetap tegar ketika putus dengan pacar. Kelakuan Dilan yang konyol serta apa adanya membuat pembaca menjadi terhibur. Novel ini juga bisa menjadi pelajaran untuk pembaca bagaimana taktik menguasai wanita.
Dari: Theophila Monica C / XII-2
Notre Dame | Juli-September 2017
35