ND Magazine 17 Majalah19 | Page 11

Kanonisasi Paus Yohanes XXIII & Paus Yohanes Paulus II

Audiensi Paus Yohanes Paulus II

Kerinduan terdalam setiap umat Katolik di seluruh dunia adalah mengunjungi Pusat Gereja Katolik yaitu St. Petrus, Vatikan, Roma, Italia.
Dalam majalah Notre Dame edisi no. 30 / April-Juni 2015 ruang jalan-jalan, bertema: Basilika Santo Pertus, Roma. Dari tulisan Sr. Katarina, SND tersebut mengundang saya untuk berbagi pengalaman sukacita dari sisi lain yang merupakan acara tetap Gereja St. Petrus, Vatikan, Roma sepanjang masa yaitu Umat Katolik seluruh dunia diundang untuk“ Audiensi dengan Paus” pemimpin tertinggi umat Katolik seluruh dunia. Audiensi selalu dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 11.00 waktu Roma. Bila di Roma pukul 11.00 pada saat yang sama di Indonesia pukul 16.00( antara akhir Maret sampai dengan akhir November)
atau di Indonesia pukul 17.00( antara akhir November sampai dengan akhir Maret) karena ada pergantian jam di Eropa.
Ketika persiapan kaul kekal, saya bersama rekan seangkatan diberi kesempatan berziarah ke Roma( 27 Februari-27 Mei 1994) menuju pusat sejarah Notre Dame di Jerman, Belanda lalu tinggal di Biara Induk SND di Roma. Betapa bahagianya ketika diumumkan oleh Pemimpin Biara kami bahwa semua Suster Notre Dame Indonesia( 5 orang) diberi kesempatan Audiensi Bapa Paus Yohanes Paulus II( Rabu, 13 Maret 1994). Betapa senangnya kami bergegas menuju Gereja St. Pertus, Vatikan, Roma pukul 06.00 kurang lebih 1 jam perjalanan dengan bis kota sampai Vatikan. Perjalanan memang terasa melelahkan tetapi kami tetap semangat dalam antrian panjang bersama lautan manusia dari seluruh bangsa di dunia.
Saya berjalan dalam peziarahan ini penuh harapan dapat berjumpa dan bersalaman dengan Paus Yohanes Paulus II. Namun kami dalam antrian seolah berebut posisi untuk menjangkau Bapa Paus. Di tengah lautan manusia, saya sadar akan arti“ tiket berwarna kuning” yang berarti posisi jauh dari jalur perjalanan perarakan Paus menuju podium. Entah mengapa realita harapan bisa bersalaman tidak mungkin terjadi, namun saya tetap bersemangat dan terus berharap. Iman dan harapanku kurangkai dalam untaian Rosario dengan ujub khusus secara rasional memohon pada Tuhan Yang Mahabaik bahwa ketika Paus Yohanes mengunjungi Indonesia
10 Notre Dame | Juli-September 2017