MSP MAGAZINE Revisi MSP MAGAZIEN Edisi 1 | Page 25

23 Sumber: google.com Mengoptimalkan Fungsi Eceng Gondok Danau Unhas Khusnul Yaqin 1 E ceng gondok adalah tanaman air yang selama ini dianggap gulma. Awalnya tanaman ini adalah tanaman hias yang dibawa oleh none-none belanda ke Indonesia, tepatnya ke Kebun Raya Bogor sebagai tanaman hias ke Indoensia. Bunganya yang berwarna ungu sangat memikat untuk dijadikan sebagai tanaman hias sebagaimana tanaman teratai. Akan tetapi karena pertumbuhannya sangat cepat eceng gondok ahirnya dianggap sebagai gulma di habitat air tawar. Di Danau Toba, dalam waktu 52 hari eceng gondok mampu menutupi luasan 1 m 2 . Menurut Heyne (1987) dalam bukunya “ Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II” eceng gondok dapat mencapai bobot 125 ton pada area seluas 1 hektar selama 6 bulan atau sekitar 600 kg/hektar. Pertumbuhan dan perkembang biakan yang pesat ini tak ayal lagi dianggap oleh masyarakat awam sebagai tanaman yang mengganggu. Hal ini karena pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini dapat mengakibatkan dampak buruk bagi suatu perairan seper menurunnya kandungan oksigen, meningkatkan evapotranspirasi sehingga air di suatu danau dapat cepat habis dan lain sebagainya. Unhas memunyai perairan tawar yang seringkali disebut Danau Unhas yang ditumbuhi oleh ececng gondok. Selama ini insan kampus masih memandang eceng gondok sebagaimana pemahaman awam tentang eceng gondok, yaitu sebagai gulma. Oleh karenanya eceng gondok di kampus Unhas hanya dibersihkan secara manual dan dibuang sebagai sampah. Padahal eceng gondok ini dapat memunyai berbagai fungsi ekologis dan ekonomis. Oleh itu perlu memperluas kesadaran kita untuk dapat memanfaatkan keberadaan eceng gondok secara maksimal. 1 Khusnul Yaqin: Dosen Prodi MSP, Jurusan Perikanan, FIKP Unhas MSP MAGAZINE | E D I S I 1