KURNIA (2006) menyatakan bahwa masyarakat Jepang juga menangkap dan membudidayakan landak laut untuk diambil gonadnya sebagai makanan yang disebut uni. Harga uni tersebut berkisar antara 50 sampai 500 US$ untuk satu kilogram uni, tergantung warna dan teksturnya. Menurut ASLAN (dalam KURNIA, 2006), ada tiga jenis bulu babi yang dapat dikembangkan di Indonesia yakni jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla dan Diadema setosum.
Di Indonesia landak laut belum dimanfaatkan secara optimal oleh orang-orang. Tetapi di Negara maju, hewan ini justru menjadi salah satu komoditas laut yang cukup menjajikan. Beberapa negara seperti, Mediterania, New Zaeland, dan Amerika Utara, landak laut menjadi konsumsi mentah sebagai lauk. Selain itu, di Jepang landak laut popular sebagai hidangan pelengkap sushi dan sashimi. Dengan melihat potensi laut Indonesia yang luas, seharusnya landak laut tidak dianggap sebagai sampah. Melainkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dengan mengolahnya sebagai makanan atau obat-obatan.
Namun ditangan Yuri Pratama, landak laut yang menjadi sampah di peraian Indonesia diubah menjadi emas berkomoditas dagang yang bernilai tinggi. Menurut Yuri, landak laut dapat digolongkan sebagai zero waste product, karena hampir semua bagian tubuhnya bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi produk yang bermanfaat. Bagian tubuh landak laut yang dimanfaatkan Yuri adalah telurnya yang bisa dikonsumsi. Selain itu, cangkang landak laut dapat dipakai sebagai bahan kerajinan dan diolah menjadi tepung atau pun campuran pakan ternak. Sedangkan usus landak laut dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Bersama Nelayan yang tergabung dalam koperasinya, Yuri mampu mendapatkan 85 kg telur landak dalam sekali panen. Harga untuk per kg telur landak yang ditawarkan juga bervariasi, mulai Rp 150.000, Rp 180.000 hingga Rp 200.000. Maka rata-rata pengahasilan yang diperoleh Yuri dari penjualan telur landak sekali panen dapat mencapai hingga 16 juta.
Apalagi pasar ekspor untuk telur landak laut juga cukup tinggi. Di sejumlah negara Asia Tenggara, telur landak laut bisa mencapai US$ 30 per kg. Sedangkan di pasar Jepang harga jualnya bisa berkali-kali lipat yaitu kisaran US$ 300-US$ 400 per kg. Dalam bisnis ini, Yuri juga memilih untuk menjual hasil panennya langsung pada pembeli terakhir. Sehingga para nelayan juga akan mendapatkan hasil jual yang maksimal tanpa melalui pengepul.
BUDIDAYA LANDAK LAUT, URCHINDONESIA
6