MEMOAR #1 | Page 7

""Ia bangga karena masih dapat menyajikan hidangan istimewa bagi penikmat peuyeumnya""

6

Minggu I November 2016

Berkat usaha dan keprihatinan Ma Uwat inilah pengurus Kawasan wisata Pangjugjugan terketuk hatinya untuk membantu Nenek berhati besar itu melestarikan peuyeum yang cita rasanya lain dari pada yang lain ini. Meskipun harapan Ma Uwat semakin tipis karena pohon Hanjeli semakin langka, namun Ia bangga karena masih dapat menyajikan hidangan istimewa bagi penikmat peuyeumnya.

Pohon Hanjeli merupakan tanaman biji-bijian yang hidup di daerah tropis. Hanjeli biasa disebut Jali, tanaman ini memiliki ciri biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan juga obat.

Batang tanaman Hanjeli tegak dan besar, tingginya 1-3 m, akarnya kasar, dan sukar untuk dicabut. Letak daunnya berseling, helaian daunnya berbentuk pita, ujungnya runcing, pangkalnya memeluk batang, tepinya rata, perabaannya kasar dan kasap, tulang induk menonjol di penggung daun. Bunganya keluar dari ketiak daun, dan ujung percabangan, berbentuk bulir.

Buahnya berbentuk buah batu, bulat lonjong, pada varietas ma-yuen berwarna putih/biru-ungu, dan berkulit keras apabila sudah tua. Jenis buah yang dibudidayakan lunak dan dapat dibuat bubur.

Rasa manis legit inilah yang selalu dipertahankan oleh Ma Uwat hingga suatu saat ia tidak sanggup membuat Peuyeum andalannya lagi.

Harapan yang masih disimpan Ma Uwat hanyalah Peuyeum Hanjeli terus dipertahankan oleh generasi dibawahnya dan pohon-pohon Hanjeli tetap tumbuh subur di tempat ia tinggal, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Sumber : Di sadur dari Parahyangan Post, Nuning.

Cita rasa dari Peuyeum Hanjeli ini adalah manis legit namun berbeda dengan Peuyeum Singkong dan Peuyeum Beras Ketan.