Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 417 Tahun 2013 | Page 64
OPINI
64
AKU MIMPI JADI POLITISI
E
ntah kenapa, suatu ketika dalam tidur saya
bermimpi menjadi seorang politisi. Sesuatu
yang selama ini tidak pernah saya impikan.
Saya ingin hidup ini tidak terkotak, berkawan
dengan siapa saja, berpikir bebas seperti burung
camar. Ada di mana-mana, tapi tidak ke manamana.
Jadi politisi saat ini serba repot. Jadi sorotan
orang kayak selebriti, maju kena, mundur pun
kena. Setiap hari selalu ada konstituen yang
minta sumbangan, menyodorkan proposal. Partai
yang tidak memungut iuran dari anggota butuh
dana yang tidak sedikit untuk biaya politik. Belum
lagi ketika musim kampanye tiba, dana yang
dibutuhkan pasti semakin membengkak. Padahal,
rezeki yang ada hanya cukup untuk hidup seharihari dan ongkos sekolah sang anak.
Tapi ya itu tadi. Kalau boleh memilih, lebih baik
mimpi jadi artis, wartawan, jaksa, atau pengacara.
Dan yang lebih aneh lagi, mengapa tiba-tiba
dalam mimpi itu saya merasa bangga jadi seorang
politisi? Mungkin karena dihormati orang di sanasini. Omonganku setiap kalimat didengar orang,
dimuat koran, majalah dan televisi. Yang paling
membuat hatiku berbunga-bunga adalah merasa
dapat berperan menentukan merah-hijaunya
bangsa, nasib masyarakat, dan martabat negara.
Menyadari posisi strategis tersebut, dalam
mimpi saya langsung masuk kamar, mengunci
pintu, dan membuka laptop. Saya menulis sebuah
konsep. Siapa tahu ada wartawan bertanya,
biar siap untuk menjawab. Atau diminta jadi
anggota Pansus ini, atau Panja itu di DPR, sudah
mengantongi konsep yang memadai.
Saya mulai menggali, bagaimana sikap yang
harus dimiliki sebagai politisi? Apa masukan yang
harus kuberikan kepada partai, dan tentunya kepada
parlemen? Saran kabinet yang bagaimana, yang
harus kuperjuangkan kepada presiden? Hitungan
anggraan apa yang harus diprioritaskan lewat
fraksiku? Saya coba menjawab semua itu satu per
satu, berangkat dari permasalahan dan tantangan
bangsa ini. Berbeda de ngan anjuran Peter Senge,
dari MIT, dan temannya Peter F. Ducker, ahli
manajemen dari California, di era perubahan ini
jangan berangkat dari permasalahan, tapi mesti
mulai dari melihat kecenderungan, kata mereka.
Politisi Biru.
Mulailah kutulis warna diri dan sikap politikku.
Walau tak sadar, bahwa aku sedang dalam
dunia mimpi. Cuma saja, waktu kutulis sikap
yang pertama, layar laptopku berubah warna
menjadi biru. Pertama, kupahami bahwa negeriku
sebagian besar terdiri dari laut, belasan ribu pulau,
dengan pantai terpanjang di dunia. Nah, ini tentu
memiliki potensi yang menjanjikan, sekaligus
permasalahan yang sangat rumit. Maka aku harus
menganggap penting penumbuhan wawasan
maritim bagi bangsa, pejabat, dan masyarakat.