Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 417 Tahun 2013 | Page 35
dan perbatasan, mulai dari kegiatan ilegal
transnasional hingga infiltrasi kekuatan maritim
negara lain. Permasalahan kian kompleks dengan
menguatnya ambisi beberapa negara di Asia
dan Pasifik untuk memperebutkan pengaruh
baik politik, ekonomi maupun militer agar tampil
sebagai negara yang diperhitungkan di tingkat
internasional. China, India, Jepang, Malaysia,
Singapura, Thailand, dan Australia merupakan
negara-negara yang tengah “sibuk” membangun
pengaruh dan kekuatan angkatan lautnya.
China merupakan salah satu negara yang
giat mewujudkan ambisinya, memiliki angkatan
laut setingkat blue water navy. Oleh sebab itu
ketika sengketa Laut China Selatan mengemuka,
angkatan laut negara ‘Tirai Bambu’ tersebut
segera menunjukkan “taringnya” dengan hadir ke
perairan yang berseberangan dengan perbatasan
laut Indonesia itu. Kehadiran China segera
membangkitkan respons keras dari negaranegara yang juga berkepentingan dengan Laut
China Selatan, sehingga berpotensi menciptakan
instabilitas kawasan dan memancing perlombaan
senjata di tingkat regional. Meskipun sengketa
Laut China Selatan tidak menempatkan
Indonesia sebagai salah satu kompetitor namun
membutuhkan kewaspadaan khusus, mengingat
dampaknya bagi keamanan wilayah perairan
perbatasan nasional.
Selain potensi ancaman dari luar, Indonesia
pun dihadapkan pada persoalan maritim yang
bersumber dari dalam namun berdampak ke luar.
Meningkatnya aktivitas kejahatan transnasional
(antara lain, penyelundupan narkotika dan human
trafficking) yang kerap menjadikan wilayah
Indonesia sebagai lokasi transit sebelum menuju
ke negara-negara tujuan dan perairan yurisdiksi
nasionalnya sebagai media. Kondisi tersebut
dimungkinkan karena Indonesia memiliki banyak
‘pintu gerbang.’ Selain itu maraknya kejahatan
asimetris (terorisme, perompakan, pembajakan,
pencurian ikan, dll.) dan masih tingginya tingkat
risiko kecelakaan di laut turut berkontribusi menjadi
“batu ganjalan” dalam hubungan antarnegara.
Lebih lanjut, analis FKPM Goldy Evi Grace
Simatupang mengatakan, tantangan terbesar
bagi kawasan ini adalah adanya klaim tumpang
tindih di sebagian wilayah yurisdiksinya. Wilayahwilayah ini termasuk Laut Andaman, Laut China
Selatan, Teluk Thailand, Teluk Tonkin, Selat
Malaka, Laut Sulawesi, Laut Sulu, Laut Arafura,
Laut Timor, dan Selat Torres. Permasalahanpermasalahan maritim regional tersebut manakala
tidak mendapatkan perhatian serius dari seluruh
elemen bangsa, bukan tidak mungkin akan
mendorong hadirnya kekuatan militer asing ke
perairan nasional Indonesia. Jika hal tersebut
terjadi, maka itu berarti ancaman serius bagi
kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Pembangunan Kekuatan TNI Angkatan
Laut.
Guna menangani kompleksitas permasalahan
maritim regional tersebut, Indonesia membutuhkan
TNI AL yang kuat dan modern. Permasalahannya,
tuntutan tugas tersebut belum berbanding lurus
dengan ketersediaan alat utama sistem senjata
(alutsista) yang dimiliki TNI AL termasuk sarana
dan prasarana pendukungnya, terutama dari
aspek kuantitas, jika dibandingkan luas wilayah
yang harus dijaga. Sementara itu pembangunan
kekuatan TNI AL, khususnya armada, agar
mampu mengimbangi kekuatan angkatan laut
negara-negara di tingkat kawasan tidak mudah
dan membutuhkan alokasi anggaran besar.
Keterbatasan anggaran nasional menyebabkan
pemerintah menerapkan skala prioritas dalam
pengalokasiannya. Selain itu, setiap upaya
pemerintah menaikkan pagu anggaran pertahanan
nasional dan modernisasi alutsista TNI juga kerap
terkendala oleh respons negatif dari sejumlah
elemen masyarakat baik di dalam maupun luar
negeri.
Ironisnya,
ketika
terjadi
permasalahan
keamanan di perairan Indonesia atau perbatasan,
negara-negara yang merasa dirugikan justru
“menyerang” Indonesia dengan menuding
institusi penegak hukum laut tidak mampu
menanganinya. Sebagai contoh, adalah gonjangganjing hubungan antara Australia dan Indonesia
akibat digunakannya wilayah yurisdiksi nasional
Indonesia oleh pengungsi-pengungsi asal Timur
Tengah sebagai titik awal pemberangkatan
menuju ke ‘Benua Kanguru’ tersebut. Kejadian
tersebut sempat mengganggu hubungan dua
negara bertetangga ini.
Keterbatasan bukanlah penghalang bagi unsurunsur Armada TNI AL untuk tetap melaksanakan
Cakrawala Edisi 417 Tahun 2013
35