Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 417 Tahun 2013 | Page 32

Menghadapi Maut di Laut Menghancurkan sisa Perang Dunia II di laut. S isa-sisa Perang Dunia II di perairan Indonesia masih menyimpan maut di dasar laut. Ini dikarenakan masih ada beberapa ranjau laut yang belum ditemukan. Salah satu daerah berbahaya di wilayah perairan Indonesia adalah perairan Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Di perairan ini dideteksi masih banyak hamparan ranjau laut yang bisa membahayakan pelayaran niaga maupun nelayan. Oleh karena itu, Satuan Kapal Ranjau Koarmatim yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Eko Wahyono, S.E. menggelar upaya mengamankan perairan Tarjun dengan menggelar Operasi dan Latihan Tindakan Perlawanan Ranjau. Satuan Tugas yang dibentuk oleh Komandan Satuan Ranjau Koarmatim, terdiri dari: KRI Pulau Rengat-711 dipimpin Letkol Laut (P) Kelik Haryadi, Tim Komando Pasukan Katak dari Satkopaska Koarmatim, Tim Dislambair, Tim Arsenal, Tim Labinsen serta Tim Intel dan Tim Kesehatan Koarmatim. Satuan Tugas ini juga diperkuat oleh Tim Dishidros dengan perlengkapan pendeteksian bawah laut seperti echosounder dan magnetometer. Melalui kegiatan perencanaan yang rapi, serta penuh pengawasan, maka setelah menemukan lokasi medan ranjau Satuan Tugas memulai aksi lebih teliti. Tidak boleh ada yang gegabah berurusan dengan ranjau laut. Karena bila ada sedikit saja kecerobohan maka nyawa menjadi taruhannya. Tanggal 17 Oktober 2013, Tindakan Perlawanan Ranjau mencapai puncaknya. Blaaar! Bom laut yang dipasang di dasar laut meledak dahsyat, menghancurkan hamparan ranjau laut sisa Perang Dunia II. Setelah beraksi, Dan Satgas melaksanakan pengecekan terhadap seluruh personel serta perlengkapannya. Laporan dari tiap Tim meyakinkan bahwa tugas selesai dengan Zero Accident, semua selamat. Akhirnya intaian maut ranjau laut di dasar laut perairan Tarjun bisa dihilangkan. Pelayaran kapal niaga maupun kapal nelayan dijamin aman. Ini bhakti TNI AL untuk masyarakat. Bravo Zulu Komandan! ©Tim Cakrawala