Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 417 Tahun 2013 | Page 31

Aneh... Negara Kepulauan tetapi Banyak Pelabuhannya yang Tidak Layak B icara soal kemaritiman membuat akademisi ini bersemangat. Hal itu terlihat dari cara menuturkan kegalauannya, tentang cara pandang generasi muda terhadap kemaritiman bangsa. Terus terang Saya gregetan! Masih banyak temanteman mahasiswa yang tidak sadar, bahwa bentuk alamiah geografi Indonesia itu berbentuk kepulauan! Kekayaannya luar biasa! Dan belum sepenuhnya diberdayakan untuk kemakmuran rakyat. Padahal kalau pengelolaannya bagus, bisa dipastikan masyarakat akan sejahtera. Lalu rakyat yang sejahtera tadi pasti bisa diajak bicara soal pertahanan dan lain sebagainya. Berangkat dari perencanaan. Semuanya harus sadar bahwa memanfaatkan potensi alam negeri ini harus dimulai dari perencanaan. Perencanaan yang dibuat pemerintah harus didesain sebaik mungkin. Bicara soal kemaritiman tidak cukup hanya bicara soal ikan. Kita harus menyoroti segi-segi yang lain, serta melibatkan semua pemangku kepentingan. Jika semua stakeholder bersinergi serta bervisi maritim, maka kekayaan alam serta kearifan lokal yang dipadukan dalam langkah aplikasi akan membawa hasil yang terbaik. Pembangunan transportasi untuk negara kepulauan wajib diprioritaskan. terutama dalam mendukung logistik antar kepulauan sebaiknya difokusk an pada pembangunan infrastruktur laut dan udara, hal ini saya nilai efektif dan efisien dalam membuka jaringan antar pulau, memang tidaklah murah. Ini merupakan konsekuensi logis dari suatu pembangunan. Sayangnya, seringkali perencana dan pelaksana lebih menekankan kepada biaya yang dilihat sebagai biaya finansial semata atau secara eksplisit, dan tidak dipandang sebagai biaya ekonomi, yang juga memperhitungkan biaya implisit, seperti multiplier effect dari “pembangunan” basis transportasi kita, misalnya berapa banyak orang buruh bangunan yang dapat bekerja pada proyek tersebut, berapa banyak kesempatan yang bisa terbuka dengan lancarnya transportasi antar daerah, perdagangan, logistik bahan baku, dsb. Itu konsekuensi logis! Karena bentuk negara kita adalah negara kepulauan. Ujar alumnus Unhan ini dengan penuh keyakinan. ©Tim Cakrawala Contoh konkritnya? Langkah awal bisa dimulai dengan membangun maritime awareness, kepedulian maritim, hal ini penting bahkan sangat penting. Karena dengan kepedulian yang dimiliki semua pemangku kepentingan, serta masyarakat, maka bisa dimulai langkah selanjutnya, misalnya: penyadaran masyarakat nelayan tentang ground fishing, daerah penangkapan ikan. Penyadaran masyarakat tentang habitat laut serta upaya pelestariannya. Pemberdayaan masyarakat nelayan untuk budi daya keramba apung. Lalu bagi pemerintah bisa memulai penyelidikan dan pendataan ekosistem laut serta pengeluaran aturan larangan pencarian ikan di laut. Membuat zona-zona di laut, mana yang boleh dan yang tidak boleh digunakan untuk zona penangkapan ikan. Pemerintah juga harus membangun mekanisme distribusi kebutuhan pokok masyarakat sampai ke pulaupulau terpencil dan terluar. Kewajiban Pemerintah. Kalau harus membangun infrastruktur di semua wilayah kepulauan, serta membangun mekanisme transportasi laut kan mahal? Fitriana P. Hapsari, M.Si. (Han)