Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 417 Tahun 2013 | Page 29
kehadiran aparat hendaknya bermanfaat bagi
lingkungan sekitar dengan mengusung prinsip
skala prioritas kepentingan dalam bertindak. Ia
mencontohkan kondisi negara kita mengalami
keterbatasan anggaran, namun menurutnya
sebuah keharusan bagi Bakorkamla untuk
memprioritaskan sarana dan prasarana pendukung
yang canggih. Pendayagunaan Teknologi Informasi
berbasis satelit untuk early warning system (sistem
peringatan dini) yang diaktualisasikan dengan
telah terbangunnya RCC Bakorkamla dari Aceh
sampai Merauke sebanyak 15 lokasi, sebagai
daya tangkal dini yang bertujuan menciutkan nyali
lawan untuk menerobos Indonesia melalui jalur
perairan NKRI ini. Ternyata memiliki pengaruhnya
luar biasa. Terbukti selama tahun 2012 di tengah
keterbatasan peralatan terutama kapal, Bakorkamla
yang tetap melaksanakan kegiatan operasi baik
sendiri maupun operasi gabungan dengan para
stakeholder lainnya telah berhasil mengamankan
potensi kerugian negara sekitar Rp 420 miliar.
Potensi kerugian ini dihitung dari nilai barang yang
dicuri dan denda yang dikenakan. Tidak hanya itu,
namun dengan semakin meningkatnya kehadiran
Bakorkamla di laut dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya juga telah mampu menurunkan jumlah
kasus di laut. Kelebihan dari peralatan canggih
ini pun memudahkan Bakorkamla menjelajahi
wilayah pantauannya secara akurat ke seluruh
perairan Indonesia. Sehingga data penting yang
dihasilkannya seperti extreme climate change
(perubahan iklim yang ekstrim) dapat segera
digunakan oleh institusi terkait seperti syahbandar,
pangkalan-pangkalan Angkatan Laut untuk
diteruskan ke kapal-kapal atau jajarannya masingmasing.
Menurut pria pecinta lingkungan yang dikenal
sangat dekat dengan masyarakat pesisir ini
menganggap bahwa ”Para aparat bukan ndoronya
masyarakat, tapi abdi/pelayan masyarakat. Jadi
layanilah kebutuhan rakyat dengan menggunakan
bahasa yang bisa mereka pahami. Ketika
mereka sulit melaut akibat cuaca buruk, selain
dukungan informasi, bila memungkinkan kita dapat
memberikan bantuan semampu kita, tidak harus
mahal yang penting ada nilai kemanusiaannya,
misalnya dengan membagikan pelampung. Meski
nampak sepele, namun pelampung menjadi alat
pengaman yang sangat berarti bagi mereka saat
cuaca laut sedang tidak bersahabat.”
Suami dari drg. Indah Saraswati Bambang
Suwarto ini, tidak pernah bosan memotivasi jajaran
dibawahnya. Ia mengutus para petugas jaga pos
RCC minimal berpendidikan S1, bukan tanpa
tujuan. Di samping peralatan RCC berteknologi
tinggi membutuhkan pengawak ahli, mereka
disiapkan juga untuk mencerdaskan lingkungan
sekitarnya. Mereka juga dipacu mengisi waktu
luangnya sebagai guru bayangan bagi anak-anak
nelayan yang tingkat pendidikannya relatif masih
sangat kurang. Maka tidak mengherankan bila
saat ini para anak nelayan mengalami kemajuan
prestasi yang sangat pesat di sekolah. Sementara
itu para istri nelayan pun aktif diikutsertakan dalam
aktivitas positif yang bermanfaat bagi keluarga dan
lingkungannya. Seperti daerah yang mengalami
kesulitan air bersih, Bakorkamla telah memberi
bantuan berupa alat pemroses air laut menjadi air
tawar, di sana masyarakat juga diajak untuk menjaga
dan memeliharanya, agar dapat memperpanjang
usia pakai alat sehingga diharapkan dapat terus
bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
Kecintaan Laksdya TNI Bambang Suwarto
yang begitu besar terhadap dunia maritim,
membuat idenya tidak terpisahkan dari dunia
kebaharian, hingga suatu ketika pemerintah
melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) mensignalkan Bakorkamla
akan menerima 6 buah kapal. Meski saat ini baru
terealisasi 2 buah namun ia menyikapinya dengan
sangat antusias. Menurutnya Bakorkamla tidak
boleh hanya puas karena telah mampu mendukung
data dan informasi bagi pengguna laut saja.
Namun juga butuh pengadaan kapal-kapal patroli
di laut seperti Kapal Patroli Catamaran 1207 yang
diserahkan Bakorkamla kepada Lantamal XI untuk
digeser ke Lanal Tual, agar laut lebih aman.
Pria kelahiran Banjar Baru, 14 Februari 1956
yang komunikatif dan persuasif bahkan terkesan
santai saat berbincang namun dikenal tegas dalam
berprinsip ini menyampaikan, Bakorkamla harus
tetap fokus pada tujuannya yaitu menggugah
kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat
pengguna laut agar tumbuh kecintaannya terhadap
dunia bahari. Jika ini berjalan sesuai rencana,
ia optimis, kelak ketika bangsa kita menyadari
sebagai bangsa maritim, maka ia akan menjadi
lebih cerdas memanfaatkan sumber daya alam
dan mampu menjaga keseimbangan potensi laut
nusantara untuk kesejahteraan rakyatnya. Sebab
memang tidak ada negeri impian untuk lahan
penghidupan yang seindah dan sekaya Indonesia.
©Tim Cakrawala
Cakrawala Edisi 417 Tahun 2013
29