Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 414 Tahun 2013 | Page 15
RI MATJAN TUTUL-602
KENANGAN PERTEMPURAN DI PERAIRAN LAUT ARU
P
Pengalaman adalah guru di atas segala guru. Belajar dari pengalaman pertempuran Laut Aru,
seharusnya menyadarkan kita sebagai bangsa maritim raksasa dunia, bahwa bagi Indonesia
memiliki Angkatan Laut yang handal dan disegani bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan.
ertempuran Laut Aru tanggal
15 Januari 1962 merupakan
peristiwa bersejarah yang
sarat dengan nilai-nilai heroisme,
pengorbanan
dan
kejuangan
yang
patut
diteladani
oleh
generasi penerus bangsa. Dalam
pertempuran
melawan
kapal
perang Belanda tersebut, RI Matjan
Tutul-602 akhirnya tenggelam dan
Komodor Jos Soedarso gugur
bersama sejumlah prajurit TNI
Angkatan Laut lainnya sebagai
pahlawan kusuma bangsa.
Ketika menyebut nama
kapal perang TNI Angkatan Laut
jenis Motor Torpedo Boat ini, maka
respon kita sebagai bangsa maritim
yang merdeka dan berdaulat, akan
berkobar hebat mengenang jasa RI
Matjan Tutul-602 yang tenggelam
pada pertempuran Laut Aru
antara Indonesia yang berupaya
keras merebut kembali Irian
Barat (Papua) melawan Belanda
yang berupaya mempertahankan
daerah tersebut sebagai wilayah
jajahan, tanggal 15 Januari 1962.
Penghargaan dan penghormatan
tertinggi
sebuah
negara, hanya diberikan kepada
kapal perangnya. Penghargaan
itu berupa representasi atau
simbol kedaulatan suatu negara.
Demikian pula bangsa besar,
adalah bangsa yang menghargai
jasa pahlawannya. Berdasarkan
penghargaan dan penghormatan
tersebut, bangsa Indonesia, dalam
hal ini TNI/TNI Angkatan Laut telah
membangun replika RI Matjan
Tutul-602 yang ditempatkan di
Museum Satria Mandala Pusat
Sejarah TNI, Jl. Gatot Subroto No.
16, Jakarta Selatan.
Performance dan profil
serta nilai-nilai heroisme RI Matjan
Tutul-602 pada pertempuran Laut
Aru dapat dilihat langsung melalui
sebuah replika di Museum Satria
Mandala Pusat Sejarah TNI, Jl.
Gatot Subroto No. 16, Jakarta
Selatan, yang telah diresmikan
oleh Kepala Staf Angkatan Laut
(Kasal) Laksamana Madya TNI
Marsetio, M.M., pada tanggal 15
Januari 2013.
Pembangunan
replika
RI Matjan Tutul-602 di Museum
Satria Mandala Pusat Sejarah TNI
tersebut merupakan perwujudan
penghargaan atas semua jasajasanya beserta seluruh pengawak
RI Matjan Tutul-602 dalam
pengabdiannya kepada bangsa
dan negara.
Selain sebagai pendorong
semangat prajurit TNI Angkatan
Laut untuk menjadi yang lebih
baik, keberadaan replika RI Matjan
Tutul-602
diharapkan
juga
memberikan
manfaat
bagi
masyarakat luas untuk mempelajari dan meneladani sosok
Komodor Jos Soedarso yang
memiliki semangat tidak mengenal
menyerah, cinta tanah air dan
semangat
percaya
kepada
kemampuan sendiri. Selain itu,
memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan
pengetahuan
tentang perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia,
utamanya sejarah pengabdian TNI
Angkatan Laut kepada bangsa
Indonesia tercinta.
Melalui replika RI Matjan
Tutul-602,
diharapkan
juga
mengilhami seluruh masyarakat
untuk memahami pentingnya
laut bagi bangsa Indonesia.
Pemahaman mendalam akan
kejayaan maritim nusantara seperti
pada masa kejayaan kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit, dapat
membawa kesadaran kita kepada
arti pentingnya visi kemaritiman
bagi negara Indonesia, dan akan
turut membangkitkan kembali
semangat
masyarakat
untuk
mewujudkan kembali kejayaan
bangsa Indonesia sebagai negara
maritim yang besar.© Redaksi
Replika RI MatjanTutul-602 di Museum Satria
Mandala Pusat Sejarah TNI.
Cakrawala Edisi 414 Tahun 2013
15