Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 414 Tahun 2013 | Page 14
BERITA UTAMA
14
menjadi keniscayaan. Akan
tetapi kekuatan TNI AL yang
handal dan disegani itupun
takkan bisa terwujud jika visi
maritim yang kuat dan integral
belum terbangun di negeri ini.
Dalam tulisan ini juga diangkat
aspek
pembinaan
personel
untuk menjaga kualitas
dan
profesionalisme. TNI AL sudah
punya pengalaman operasi
laut di luar negeri seperti saat
menangani pembajakan kapal
dagang MV Sinar Kudus oleh
perompak Somalia, serta operasi
maritim PBB di perairan Lebanon,
yang membuktikan kualitas para
pelautnya. Keterlibatan dalam
operasi-operasi
internasional
ini perlu terus dipelihara untuk
meningkatkan
wawasan
dan
pengalaman segenap personel.
Juga sedikit di ulas pengaman
pulau terluar yang selama ini telah
dilaksanakan oleh unsur Korps
Marinir.
Peran TNI AL dalam Meminimalisir Pelanggaran Wilayah
Perairan NKRI oleh H. Husni Atjeh,
S.Ag: (Pemenang ketiga).
Tulisan ini menyoroti tentang
maraknya pelanggaran yang terjadi
di perairan (laut) NKRI bukan hanya
kasus pencurian ikan akan tetapi
pelanggaran-pelanggaran lainya
diantaranya; Pertama, piracy.
Kejahatan ini merupakan kegiatan
perompakan yang dilakukan di
laut terhadap kapal-kapal yang
melakukan aktivitas pelayaran.
Para perompak tidak hanya
merampas harta namun tidak
segan melukai bahkan membunuh
para awak dan penumpang kapal.
Ada
kecenderungan
aktivitas
perompakan meningkat beberapa
tahun terakhir ini khususnya di
wilayah Selat Malaka dan sangat
mengganggu serta meresahkan
Penyerahan hadiah pemenang lomba artikel militer kepada Kapten Laut (P)
Mochamad Reza Achwandi oleh Kasal Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M.
owner pelayaran. Kedua, terrorism
at sea. Indonesia sangat rawan
akan serangan terorisme maritim,
karena
selain
berbatasan
langsung
dengan
beberapa
negara tetangga namun juga
merupakan lintasan ratusan kapal
berbagai jenis melintasi perairan
NKRI setiap harinya. Selain di
darat maka laut dapat dijadikan
alternatif
aktifitas
terorisme.
Ketiga, Smuggling, suatu bentuk
kegiatan penyelundupan melalui
laut meliputi barang komsumsi
(beras, gula pasir, BBM,) dan
penyelundupan barang elektronik,
dan penyelundupan illegal fishing
dan logging.
Dengan adanya pelanggaran
yang terjadi di wilayah yuridiksi
nasional menambah deretan “luka”
bangsa Indonesia. Tentunya hal ini
dapat ditanggapi secara serius. TNI
AL dengan segala keterbatasan
yang ada baik alutsista, anggaran
dan sumber daya manusia
mempunyai komitmen yang kuat
untuk mengamankan wilayah
kedaulatan maritim nusantara
dengan menghadirkan unsur KRI
sepanjang tahun secara terus
menerus dalam operasi keamanan
laut.
Upaya kongkrit meminimalisir pelanggaran yakni; Pertama,
Pemerintah
hendaknya
meningkatkan
anggaran
untuk
pengadaan alutsista TNI AL
untuk membangun kekuatan TNI
AL yang handal dan disegani
demi
mendukung
kebijakan
negara kearah pembangunan
kekuatan negara maritim. Kedua,
meningkatkan kehadiran aparat
keamanan di laut (TNI AL) untuk
mewujudkan kedaulatan wilayah
perairan yuridiksi nasional. Ketiga,
Pemerintah dan DPR hendaknya
mengembangkan
kelembagaan
kelautan terpadu yang berfungsi
mengkoordinasikan perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantaua n
kegiatan pemanfaatan sumber
daya
laut.
Secara
umum
aparat penegak hukum di laut
harus
mempunyai
komitmen,
kesungguhan dan tanggung jawab
moral dalam upaya memberantas
secara tuntas setiap pelanggaran
yang terjadi di laut yuridiksi
nasional.
Penyerahan hadiah dan
piagam
kepada
pemenang
pertama diserahkan langsung oleh
bapak Kepala Staf Angkatan Laut
Laksamana Madya TNI Marsetio,
M.M. pada peringatan Hari Dharma
Samudra pada tanggal 15 Januari
2013, di Jakarta. BRAVO kepada
pemenang. © Hendra Pakan
YOU ARE WHAT YOU THINK