Wahid Nashihuddin |
Manajer |
Layanan |
Perpustakaan |
PDII-LIPI |
|
|
tang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan juga sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi No 1 Tahun 2014 .
Melihat fakta jurnal Indonesia yang masih banyak belum terakreditasi , menjadi sebuah tantangan besar bagi para peneliti dan pengelola jurnal untuk siapkah beralih ke e-journal ? Dari data Kemenristekdikti sendiri , dari 34.060 jurnal dalam satu tahun belakangan ini , hanya 218 yang terakreditasi secara cetak dan elektronik . Hanya beberapa yang siap elektronik .
Namun , menurut Suwitno , Kemenristek sudah melakukan sosialisasi dan pelatihan di 14 regional Indonesia yang terdiri dari 700 pengelola jurnal “ Di bulan Maret kami sebut itu sebagai masa transisi , kami masih menerima yang cetak . Tetapi pada bulan berikut kami tidak lagi terima yang cetak ,” ujarnya .
Pelatihan yang diadakan oleh Kemenristekdikti , dilakukan berdasarkan minat daerah masing-masing . “ Mereka yang mendaftarkan pada kami . Lalu kami akan lihat daerah mana yang sudah siap baik dari segi kualitas dan server , daerah yang tertinggal bisa ikut bergabung . Tentunya kita membuat cluster pelatihan sesuai kemampuan masing-masing lembaga penerbitan jurnal ,” ungkap .
Menurutnya , beberapa daerah yang siap e-journal tersebar di beberapa pulau . Yang pertama , di pulau Jawa , menyusul kedua Pulau Sumatera lalu Kalimantan . Program ini dilaksanakan secara gratis . Bahkan Kemenristekdikti akan membantu daerah-daerah yang tertinggal seperti server dan pelatihan .
Bagi Suwitno , sistem online ini mengatur sebagai syarat utama akreditasi . “ Kalau mereka mau mencetak sebagai publikasi pribadi silahkan saja , tetapi untuk syarat akreditasi kami hanya menerima via online ,” imbuhnya .
Kehadiran e-journal akan jauh menguntungkan . Pasalnya , dengan e-journal akan memudahkan para pembaca untuk mengakses jurnal-jurnal yang telah diterbitkan di manapun dan kapan pun . Selain itu , kehadiran e-journal memudahkan penilaian secara transparan . “ Kehadiran akreditasi jurnal secara online membuat proses akreditasi tidak bisa direkayasa oleh para pengelola jurnal . Semua bisa terlacak secara mudah , efisien , dan transparan ,” katanya .
Sistem Satu Pintu
LIPI dan Kemenristekdikti saat ini menyiapkan sebuah sistem akreditasi berbasis satu pintu , atau yang biasa dikenal Akreditasi Jurnal Nasional ( ARJUNA ). Sistem inilah yang nantinya akan diberlakukan pada April 2016 . Arjuna tersebut berada di bawah pengawasan langsung Kemenristekdikti dan LIPI .
Menurut Wahid tidak akan terjadi tumpang tindih antara LIPI dan Dikti seperti yang dikhawatirkan banyak orang . Justru Arjuna merupakan sistem penyeragaman aturan penilaian dari ke dua lembaga . Nantinya , penilaian akan dibagi menjadi dua kategori . LIPI menilai jurnal ilmiah yang berasal dari Kementerian atau Lembaga yang bukan di bawah Kemenristekdikti . Sedangkan Kemenristekdikti melakukan penilaian terhadap lembaga yang berkoordinasi dengan perguruan tinggi .
“ Dalam sistem tersebut ada pilihan dari masing-masing lembaga . Akan ditujukan kepada siapa ? LIPI kah ? Atau Kemenristekdikti ? Sesuai dengan lembaga naungan masing-masing . Tentunya hal tersebut memiliki kajian yang berbeda bukan ? Artinya , Arjuna memiliki satu kepala dengan kewenangan berbeda . Kita bekerja sama dan sudah sepakat peraturannya sama ,” kata Wahid
Para pengelola jurnal di Indonesia pun wajib melakukan proses akreditasi melalui sistem tersebut . Menurut Wahid , ketika Arjuna sudah berlaku , maka LIPI maupun Kemenristekdikti sudah tidak lagi menerima proses akreditasi melalui cetak . “ Jika dulu para pengelola jurnal kan melakukan akreditasi harus membawa berkas yang banyak , pada waktu yang akan datang itu tidak diperlukan lagi . Secara sistem akan diketahui kapan artikel tersebut dibuat , kapan melalui proses review , dan sebagainya ,” ujar Wahid .
Antara LIPI dan Kemenristekdikti saat ini tengah melakukan persiapan pengembangan sistem , sesuai dengan aturan penilaian yang ada . Sistem akreditasi satu pintu melalui ARJUNA tersebut saat ini bisa diakses melalui www . arjuna . dikti . go . id . Nantinya setiap lembaga penerbitan jurnal memiliki akun ID dan Pasword masing-masing untuk mengunggah berkasnya yang akan dinilai . ( IFR / MSR )
Februari 2016 | mediaBPP | 11