Majalah Prasmulyan vo. 4 04 2015 | Page 23

23 Hall of Fame. Jo Reiner Widjaja Kenali Diri Untuk Gapai Mimpi “Seberapa rapi dan teraturnya hidup yang kita jalani, kita tetap harus punya rencana 5 tahun ke depan kita mau jadi apa,” Jo Reiner S enyum ramah terpancar dari wajah Jo Reiner Widjaja (22) saat ditemui Majalah Prasmulyan di sela-sela kesibukannya mengerjakan tugas kuliah. Saat ditanya tentang bagaimana resepnya agar bisa berprestasi di dalam dan luar kampus, mahasiswa tingkat akhir S1 Marketing Prasetiya Mulya ini menjawab bahwa kuncinya adalah mengenali diri sendiri. “Keputusan tepat bisa kita ambil bila kita telah mengenal lebih jauh tentang diri kita sendiri. Siapa kita? Apa passion kita?” ujar Jo yang hingga semester delapan ini mengantongi IPK 3,9. Menurut Jo, pertanyaan tersebut harus dijawab sebelum berusaha menggapai mimpi-mimpinya. Bagi Jo, seberapa rapi dan teraturnya hidup yang dijalaninya, ia tetap harus punya rencana 5 tahun ke depan mau jadi apa. Jebolan SMAK 1 Penabur Jakarta ini mengaku bahwa salah satu jalan mewujudkan mimpinya untuk berprestasi adalah merasakan sebanyak-banyaknya persaingan lewat ajang lomba. Benar saja. Sosoknya tampak semakin bersemangat saat menjelaskan tentang prestasi yang didapatnya pada 2014 lalu pada kegiatan Unilever Future Leader’s League (UFLL) 2014 Tingkat Nasional. Di ajang bergengsi itu Jo berhasil menyabet penghargaan “Individual Winner” dan “Second Team Winner”, yang membuatnya berhak mewakili Indonesia dalam ajang UFLL 2015 Tingkat Internasional, di London. Menjadi salah satu dari 90 peserta kompetisi dari tiga puluh negara yang berlaga di UFLL London tidak membuat nyali Joe ciut. Meski pemuda yang gemar menulis ini menyadari beban beratnya membawa nama besar Indonesia sebagai juara UFLL pada tahun 2013, ia telah memiliki cara agar dapat melalui beban itu bersama rekannya dari perguruan tinggi lain dengan menggunakan pengalamannya di kompetisi yang telah ia ikuti.“Dulu saya pernah ikut lomba lain, dimana dua teman saya mahasiswa Teknik dari Unpad dan ITB yang sama sekali tidak mengerti tentang bisnis dan ilmu marketing, awalnya jadi beban berat,” ujar salah satu pendiri Opportunity, Wisdom, Learning (OWL) Community ini. Disitulah Jo menganggap sinergi lintas disiplin sebagai salah satu tantangan yang harus diselesaikan dalam kompetisi. Berbekal ilmu yang didapat selama kuliah di Prasetiya Mulya, ditambah bakat dan jiwa enterpreuner yang dimiliki, Jo akhirnya mampu mengatasi segala hambatan yang ada. “Ketika berbicara business plan, pada intinya kita harus menjual produk. Jadi walaupun mereka mahasiswa teknik, saya ajak mereka diskusi dan saya anggap mereka sebagai konsumen agar mereka bisa memberikan input yang relevan dan bagus dari sisi konsumen. Point-nya adalah coba belajar mendengarkan satu sama lain dan brain storming sehingga ketika ada pendapat yang berbeda, kita lakukan voting,” jelas Jo yang saat ini sedang menjalankan freelance consulting di Potato Head. Pada sisi yang lain, Jo memiliki prinsip hidup untuk menghargai waktu yang dijalani. Menurutnya waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Untuk itu, dalam mengambil keputusan hidup ia akan berusaha untuk tidak salah langkah. Salah satu langkah yang diambil Joe adalah terus belajar marketing dan bisnis untuk menggapai impiannya sejak SMA menjadi pengusaha media. “I have always dream to have my own media empire someday. Being able to co-exist with in the world of business and media at the same time,” harap adik dari Joy Kartika (alumni S1 Finance Prasetiya Mulya 2007) dan kakak dari Yo Renno (mahasiswa S1 Marketing Prasetiya Mulya