...but Still Can Enjoy London!
UCL. Teman-teman sekelas yang non-muslim pun pada umumnya sangat berpikiran terbuka. Salah satu sahabat saya (dari Kroasia) bahkan menyediakan jus nanas khusus untuk saya dalam pesta ultahnya. Sementara flat mate saya (orang Amerika) menyampaikan bahwa dia akan memakai alat masaknya sendiri karena dia akan memasak daging babi.
Di luar kampus, saya juga tidak menemukan kesulitan yang berarti. Seringkali, saat berpapasan dengan sesama hijabers di jalanan London (yang tidak saya kenal dan berasal dari berbagai ras), kami spontan bertukar senyum dan menganggukan kepala. Pernah suatu kali, suatu dini hari ketika saya turun dari bus yang membawa saya dari perpustakaan (maklum, menjelang musim ujian), seorang pria paruh baya mendekati saya. Ternyata bapak itu hanya mengingatkan dengan sangat sopan bahwa sebaiknya saya tidak berada di luar selarut ini karena barusan terjadi peristiwa penusukan. Bapak itu tampaknya salah satu penduduk muslim keturunan Arab yang banyak tinggal di sekitar kawasan asrama.
Bagaimana dengan fasilitas penunjang kehidupan sehari-hari lainnya? Untuk makanan halal, hampir tidak ada kesulitan yang saya temui. Bahan makanan halal, bisa didapatkan dengan mudah di berbagai toko lokal milik warga muslim keturunan Arab, Pakistan dan India. Supermarket Inggris pada umumnya juga sangat vegetarian-friendly, sehingga banyak alternatif pilihan untuk saya. London, dan kota-kota besar di Inggris juga memiliki masjid. Saya sempat shalat Iedul Fitri di London Central Mosque di Regent’s Park.
Highlight pengalaman saya selama hidup sebagai seorang muslim di Inggris, yang sering saya ceritakankembali, adalah ketika saya shalat Dhuhur dan Ashar di dua kesempatan yang berbeda, di dua gereja bersejarah di kota Oxford. Karena masjid jauh dan saya agak kesulitan menemukan tempat yang layak untuk shalat, penjaga Gereja St. Michael menawarkan tempat di dalam gerejanya untuk shalat. Di kesempatan lainnya, saya meminta ijin kepada penjaga gereja St. Mary untuk menumpang shalat. Ibu penjaga dengan senang hati mempersilakan saya melaksanakan shalat. Sungguh, pengalaman ini menjadi catatan pengalaman hidup sebagai minoritas yang dihargai.
Singkatnya, dari pengalaman saya setahun tinggal di UK saya menyimpulkan bahwa Inggris (United Kingdom) adalah masyarakat yang ramah terhadap minoritas pada umumnya, termasuk kaum muslim. Tidak perlu khawatir akan susah hidup sebagai practicing muslim di Inggris, apalagi menurut sensus penduduk tahun 2011, Islam menjadi agama terbesar kedua dengan populasi 2.7 juta orang, atau 4.8% dari populasi total. Setahun di Inggris juga memberikan kesempatan untuk mengalami toleransi dan mendapatkan perspektif yang berbeda.
Jadi, jangan ragu-ragu. Good girls, insya Allah, go to heaven…but still can enjoy London! :)
Edisi lengkap: pesanabang.ppiuk.org/good-girls-go-to-heaven-but-still-can-enjoy-london/
21