Pesan Abang: Please, Jangan Takut Pulang
18
Mengejar cita-cita, mencari ilmu dan meraih gelar, mungkin salah satu atau semua motivasi itulah yang menjadi latar belakang utama kita untuk melanjutkan pendidikan jauh-jauh ke luar negeri, tak hanya ke Eropa, Australia, Amerika hingga Negara-negara di timur jauh sana. Cerita suka-duka perjuangan selama mengejar mimpi untuk bisa menempuh pendidikan yang telah lama dicita-citakan dan diangan-angankan rasanya sudah sering
kita dengar; perjuangan susah payah mencari beasiswa, jungkir-balik mencari sekolah hingga kisah keteguhan hati yang mampu melompati segala keterbatasan yang ada demi mencapai keinginan tersebut hingga pada ujungnya hal yang diingikan tersebut tercapailah sudah. Sekolah di luar negeri sesuai yang dicita-citakan. Misi pertama tercapai.
Kisah mengenai suka duka dalam menempuh pendidikan juga tak kalah menariknya untuk dibahas. Perasaan senang yang bisa tiba-tiba berubah menjadi kegalauan, kesibukan tanpa henti, kekhawatiran bahkan perasaan bahwa apa yang dijalani ini tak seindah apa yang dibayangkan terdahulu. Yah..begitulah sekolah, sudah bayar mahal, dikerjain pula dengan bonus berbagai beban pikiran serta fisik untuk menyelesaikan banyak tugas dan penelitian. Bak proses industri yang menjadikan sebuah benda hasil produksi akan bernilai jauh lebih berharga dibanding sebelumnya, setelah melewati berbagai proses berat dan panjang. Begitu pulalah pendidikan membentuk kita, sebagai proses penambahan nilai bagi diri kita agar setelahnya dapat menjadi lebih bermanfaat. Dan ketika semua proses berakhir, setelah ijazah diterima di tangan dan gelar telah tersemat memperpanjang nama. Lantas apa selanjutnya?, “well that’s a good question..”, seperti yang sering supervisor saya katakan.
Boleh dibilang ya, kehidupan pasca lulus itu jauh lebih sulit dibanding dengan paruh kehidupan sebelumnya. Proses sekolah bertingkat-tingkat yang telah dilalui hanya memiliki sebuah tujuan yang pasti pada fase kehidupan sebelumnya yang menjadikan kelulusan sebagai satu-satunya tujuan akhir dari segala proses yang dijalani. Tetapi setelah lulus? Apa yang harus kita lakukan? Mau kemana saya melangkah? Cari uang atau kembali sekolah? Pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan saat ijazah diterima dan toga tersemat.
Hal yang sama mungkin juga menjadi bahan pikiran kita-kita yang beruntung dapat melanjutkan pendidikan di luar negeri. Dihadapkan dengan kenyataan hidup nyaman dan telah terbiasa dengan kehidupan yang serba teratur selama stay di negeri luar, menjadikan diri ini betah untuk terus tinggal dan enggan pulang. Disisi lain, kenyataan sulitnya untuk mencari pekerjaan di Negara asing, visa kerja yang makin dibatasi juga masalah