buah pikir
langsung dengan pemilik HONJEKU jus honje.
Kami memperoleh data mengenai awal usaha
HONJEKU jus honje, kebutuhan serta kesulitan
yang dihadapi atas usahanya serta kemampuan dalam
mempromosikan produknya, sejauh yang dilakukan
apakah sudah memanfaatkan kemajuan teknologi
atau masih tradisional.
3. Tahap Perancangan Program
Dalam melaksanan tahap ketiga ini,
dilaksanakan di rumah pemilik usaha Honjeku jus
honje Ibu Hj. Ooh dengan menampilkan pro l usaha
Honjeku mulai dari ide pencetusan pembuatan jus
honje sampai pada usaha yang dijalankan hingga
sekarang. Kemudian dilanjut dengan penyampaian
materi mengenai Usaha yang dijalankan, juga strategi
digital marketing yang dilakukan.
4. Tahap Pelaksanaan Program
Tahap ini merupakan penyusunan program
pelatihan/training untuk memberikan pemahaman
ilmu pengetahuan dan ketrampilan di bidang
pemasaran khususnya tentang strategi pemasaran
secara digital/online/daring dalam pengembangan
usahanya. Juga diberikan pelatihan bagaimana
membuat laporan keuangan yang baik bagi UMKM.
5. Tahap Evaluasi program
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi apa
yang sudah dilakukan oleh Tim PKM apakah sesuai
dengan target sasaran dan bisa memberikan
kontribusi pada pegiat UMKM.
6. Tahap Berakhirnya program
Tahap ini merupakan berakhirnya kegiatan
PKM di desa/kecamatan Mangunjaya Kabupaten
Pangandaran dengan melakukan serah terima
bantuan berupa satu buah freezer kepada Ibu
Hj.OOH selaku pemilik usaha jus honje
HONJEKU.
Dari ke enam tahapan di atas dapat di
rumuskan dan ditetapkan materi apa yang akan
disampaikan dalam pengembangan usaha melalui
strategi digital marketing. Penyuluhan dan pelatihan
ini terbagi menjadi empat sessi yang terdiri dari :
1. Peningkatan kualitas produksi jus honje
Meningkatkan kualitas pengolahan buah
honje menjadi sirup yang dikemas dengan baik dan
mempunyai daya tahan lama merupakan bentuk
inovasi yang dihasilkan dari proses produksi dan
mencari informasi melalui berbagai media.
Ditemukan sistem pengolahan jus honje yang tepat
dan lengkap, sehingga bisa memberikan bekal kepada
pengelola untuk merencanakan dan melakukan
sistem pengolahan dengan menggunakan teknologi
sederhana dan metode pengolahan yang telah
ditemukan dan menghasilkan produk yang
berkualitas.
46
komunita 24 | April 2019
Mengolah kecombrang dengan tingkat kematangan yang tepat, pencampuran olahan buah dengan
air dan gula yang seimbang, dan proses perebusan, serta pengemasan yang tepat telah memberikan
dampak pada jangka waktu sirup buah honje ini mempunyai durasi waktu simpan yang cukup
baik.
Hal tersebut dapat dilihat pada kuesioner yang dihasilkan dari peserta tentang pentingnya
kualitas produk honje sebagai berikut.
Tabel 1. Pandangan peserta tentang pentingnya kualitas produk honje
N = 30
Tabel diatas menunjukan bahwa pengelola jus honje sangat menginginkan bahwa
produksi honje harus berkualitas yang ditandai dengan rasa enak, memberikan kesehatan bagi
konsumen, bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, berkualitas, laku dijual, dapat diproduksi
terus menerus karena dapat memberikan manfaat ekonomi kepada anggota, serta berbahan baku
lokal, karena memang pada awalnya buah honje ini tidak dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
2. Sistem pengemasan yang standar dan menarik
Masalah mendasar pada penjualan jus buah honje ini adalah pengemasan. Semula
pengemasan dilakukan dengan menggunakan botol bekas minuman kemasan yang menunjukan
kemasan yang kurang menarik minat konsumen karena kemasan yang berasal dari botol plastik
kemasan bekas.
Melalui pelatihan tentang pemasaran praktis dan mengenali kebutuhan
konsumen dan proses penyadaran kelompok pengolah jus buah honje di KSU Kuntum Mekar,
maka tumbuh minat untuk sukses memasarkan jus buah honje dengan pengemasan yang
meggunakan botol plastik pesan khusus baik yang sekala kecil, menengah maupun besar. Bahkan
untuk menyakinkan konsumen, pengelola sudah dibekali bahwa pada kemasan jus honje tersebut
juga ditempelkan label tentang merek, kandungan gizi, legalitas produk IRRT, serta lembaga yang
memproduksi jus honje dicantumkan pada lebel tersebut. Pengemasan juga disarankan dibuat
sesuai dengan kebutuhan konsumen, dari ukuran kecil, sedang dan besar (galon/jirigen isi 5 liter).
Pengemasan yang baik merupakan salah satu kunci sukses pada digital marketing. Kemasan
yang menarik dan disesuaikan dengan variasi ini, serta harga sangat menentukan dalam
memasarkan jus honje ini. Sistem pengemasan yang bervariasi wadah dan penetapan harga juga
memudahkan konsumen untuk menentukan pilihan atas produk yang dipasarkan. Konsumen
yang baru pertama kali membeli untuk mencoba jus honje ini pasti memilih yang dikemas dengan
wadah kecil dengan harga yang terjangkau karena konsumen tersebut sedang mencoba jus honje.
Setelah merasa kesegaran, rasa atau manfaatnya maka mereka akan melakukan pembelian ulang
(repeat order) dengan kapasitas yang lebih besar, karena konsumen sudah mendapatkan manfaat
atau rasa nikmat dari jus honje.
3. Strategi pemasaran online yang praktis dan efektif
Faktor ini yang menjadi fokus kegiatan pembinaan yang dilakukan dalam PKM.
Pemasaran dengan menggunakan online dilatihkan melalui pelatihan praktis cara memasarkan jus
buah honje dengan sistem online. Proses pelatihan dilakukan secara diskusi dan praktek membuat
pemasaran menggunakan internet. Metode pelatihan berbasis peningkatan kompetensi
(competency based training) tentang memasarkan jus honje melalui online dilakukan kepada
kelompok pengelola KSU Kuntum Mekar. Penjelasan yang sistematis, teratur dan praktis dengan
pendekatan kekeluargaan memberikan daya tarik dan kemudahan bagi peserta untuk mengerti dan
memahami cara memasarkan melalui online.
Strategi memasarkan online yang diajarkan pertama adalah memasarkan jus honje melalui
media sosial baik melalui fasebook, instagram, whatshapp, line.snapchat, twitter. Pelatihan praktis
yang diberikan sangat sederhana, dengan tahapan : a) peserta diajari men-download aplikasi media
sosial tersebut (bagi yang belum punya) pada gadjetnya, b) berlatih menggunakan aplikasi tersebut
untuk mengundang, mencari jaringan, dan memanfaatkan jaringan, c) melatih peserta untuk
memfoto produk dengan tampilan (agle) yang menarik, sebagai bahan yang akan diunggah ke
media sosial, d) mengunggah foto dan bahasa pemasaran yang menarik dan menimbulkan minat
konsumen untuk membeli, e) cara melayani atau berkomunikasi pemasaran dengan