Majalah Komunita Edisi 24 | Page 46

buah pikir langsung dengan pemilik HONJEKU jus honje. Kami memperoleh data mengenai awal usaha HONJEKU jus honje, kebutuhan serta kesulitan yang dihadapi atas usahanya serta kemampuan dalam mempromosikan produknya, sejauh yang dilakukan apakah sudah memanfaatkan kemajuan teknologi atau masih tradisional. 3. Tahap Perancangan Program  Dalam melaksanan tahap ketiga ini, dilaksanakan di rumah pemilik usaha Honjeku jus honje Ibu Hj. Ooh dengan menampilkan pro l usaha Honjeku mulai dari ide pencetusan pembuatan jus honje sampai pada usaha yang dijalankan hingga sekarang. Kemudian dilanjut dengan penyampaian materi mengenai Usaha yang dijalankan, juga strategi digital marketing yang dilakukan. 4. Tahap Pelaksanaan Program  Tahap ini merupakan penyusunan program pelatihan/training untuk memberikan pemahaman ilmu pengetahuan dan ketrampilan di bidang pemasaran khususnya tentang strategi pemasaran secara digital/online/daring dalam pengembangan usahanya. Juga diberikan pelatihan bagaimana membuat laporan keuangan yang baik bagi UMKM. 5. Tahap Evaluasi program  Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan oleh Tim PKM apakah sesuai dengan target sasaran dan bisa memberikan kontribusi pada pegiat UMKM. 6. Tahap Berakhirnya program  Tahap ini merupakan berakhirnya kegiatan PKM di desa/kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran dengan melakukan serah terima bantuan berupa satu buah freezer kepada Ibu Hj.OOH selaku pemilik usaha jus honje HONJEKU.  Dari ke enam tahapan di atas dapat di rumuskan dan ditetapkan materi apa yang akan disampaikan dalam pengembangan usaha melalui strategi digital marketing. Penyuluhan dan pelatihan ini terbagi menjadi empat sessi yang terdiri dari : 1. Peningkatan kualitas produksi jus honje  Meningkatkan kualitas pengolahan buah honje menjadi sirup yang dikemas dengan baik dan mempunyai daya tahan lama merupakan bentuk inovasi yang dihasilkan dari proses produksi dan mencari informasi melalui berbagai media. Ditemukan sistem pengolahan jus honje yang tepat dan lengkap, sehingga bisa memberikan bekal kepada pengelola untuk merencanakan dan melakukan sistem pengolahan dengan menggunakan teknologi sederhana dan metode pengolahan yang telah ditemukan dan menghasilkan produk yang berkualitas. 46 komunita 24 | April 2019 Mengolah kecombrang dengan tingkat kematangan yang tepat, pencampuran olahan buah dengan air dan gula yang seimbang, dan proses perebusan, serta pengemasan yang tepat telah memberikan dampak pada jangka waktu sirup buah honje ini mempunyai durasi waktu simpan yang cukup baik.  Hal tersebut dapat dilihat pada kuesioner yang dihasilkan dari peserta tentang pentingnya kualitas produk honje sebagai berikut. Tabel 1. Pandangan peserta tentang pentingnya kualitas produk honje N = 30  Tabel diatas menunjukan bahwa pengelola jus honje sangat menginginkan bahwa produksi honje harus berkualitas yang ditandai dengan rasa enak, memberikan kesehatan bagi konsumen, bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, berkualitas, laku dijual, dapat diproduksi terus menerus karena dapat memberikan manfaat ekonomi kepada anggota, serta berbahan baku lokal, karena memang pada awalnya buah honje ini tidak dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. 2. Sistem pengemasan yang standar dan menarik  Masalah mendasar pada penjualan jus buah honje ini adalah pengemasan. Semula pengemasan dilakukan dengan menggunakan botol bekas minuman kemasan yang menunjukan kemasan yang kurang menarik minat konsumen karena kemasan yang berasal dari botol plastik kemasan bekas.  Melalui pelatihan tentang pemasaran praktis dan mengenali kebutuhan konsumen dan proses penyadaran kelompok pengolah jus buah honje di KSU Kuntum Mekar, maka tumbuh minat untuk sukses memasarkan jus buah honje dengan pengemasan yang meggunakan botol plastik pesan khusus baik yang sekala kecil, menengah maupun besar. Bahkan untuk menyakinkan konsumen, pengelola sudah dibekali bahwa pada kemasan jus honje tersebut juga ditempelkan label tentang merek, kandungan gizi, legalitas produk IRRT, serta lembaga yang memproduksi jus honje dicantumkan pada lebel tersebut. Pengemasan juga disarankan dibuat sesuai dengan kebutuhan konsumen, dari ukuran kecil, sedang dan besar (galon/jirigen isi 5 liter).  Pengemasan yang baik merupakan salah satu kunci sukses pada digital marketing. Kemasan yang menarik dan disesuaikan dengan variasi ini, serta harga sangat menentukan dalam memasarkan jus honje ini. Sistem pengemasan yang bervariasi wadah dan penetapan harga juga memudahkan konsumen untuk menentukan pilihan atas produk yang dipasarkan. Konsumen yang baru pertama kali membeli untuk mencoba jus honje ini pasti memilih yang dikemas dengan wadah kecil dengan harga yang terjangkau karena konsumen tersebut sedang mencoba jus honje. Setelah merasa kesegaran, rasa atau manfaatnya maka mereka akan melakukan pembelian ulang (repeat order) dengan kapasitas yang lebih besar, karena konsumen sudah mendapatkan manfaat atau rasa nikmat dari jus honje. 3. Strategi pemasaran online yang praktis dan efektif  Faktor ini yang menjadi fokus kegiatan pembinaan yang dilakukan dalam PKM. Pemasaran dengan menggunakan online dilatihkan melalui pelatihan praktis cara memasarkan jus buah honje dengan sistem online. Proses pelatihan dilakukan secara diskusi dan praktek membuat pemasaran menggunakan internet. Metode pelatihan berbasis peningkatan kompetensi (competency based training) tentang memasarkan jus honje melalui online dilakukan kepada kelompok pengelola KSU Kuntum Mekar. Penjelasan yang sistematis, teratur dan praktis dengan pendekatan kekeluargaan memberikan daya tarik dan kemudahan bagi peserta untuk mengerti dan memahami cara memasarkan melalui online.  Strategi memasarkan online yang diajarkan pertama adalah memasarkan jus honje melalui media sosial baik melalui fasebook, instagram, whatshapp, line.snapchat, twitter. Pelatihan praktis yang diberikan sangat sederhana, dengan tahapan : a) peserta diajari men-download aplikasi media sosial tersebut (bagi yang belum punya) pada gadjetnya, b) berlatih menggunakan aplikasi tersebut untuk mengundang, mencari jaringan, dan memanfaatkan jaringan, c) melatih peserta untuk memfoto produk dengan tampilan (agle) yang menarik, sebagai bahan yang akan diunggah ke media sosial, d) mengunggah foto dan bahasa pemasaran yang menarik dan menimbulkan minat konsumen untuk membeli, e) cara melayani atau berkomunikasi pemasaran dengan