Majalah Komunita Edisi 24 | Page 44

buah pikir Pengabdian kepada Masyarakat : DIGITALISASI MARKETING PENGEMBANGAN USAHA JUS HONJE DESA MANGUNJAYA - PANGANDARAN T ri Dharma Perguruan Tinggi adalah hal-hal dasar yang harus ada saat menjalani aktivitas akademik. Dasar dan tanggung jawab tersebut dilakukan secara terus-menerus dan dikembangkan secara beriringan. Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan wujud dari keseriusan perguruan tinggi untuk menyajikan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, Tri Dharma Perguruan Tinggi sepatutnya telah menjadi budaya dan kesadaran. Tanggung jawab Tri Dharma Perguruan tinggi itu sendiri sebenarnya diberikan kepada seluruh civitas akademik terutama dosen dan mahasiswa. Dosen sebagai pengajar, pembimbing sekaligus pendamping, sedangkan mahasiswa sebagai anak didik yang menuntut ilmu. Dua elemen ini akan terus berkaitan mengingat tak bisa disebut dosen tanpa adanya mahasiswa, begitu sebaliknya. pengawet jus sulit di dapat. Padahal pesanan banyak dari beberapa daerah sehingga tidak bisa tahan lama. Beberapa metode pendekatan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di atas yaitu dengan metode pelatihan, pembimbingan dan monitoring. Beberapa hal dilakukan oleh Tim Peneliti yaitu mendatangkan beberapa ahli pelatihan strategi digital marketing dalam rangka mengembangkan usahanya pada kegiatan PKM di Desa Mangunjaya Kabupaten Pangandaran. Khusus bagi pegiat UMKM Honjeku dalam hal penerapan strategi digital marketing, sehingga dapat memiliki daya saing dan dapat mengembangkan usahanya. Idealnya Tri Dharma Perguruan Tinggi ini terinternalisasi ke dalam jiwa seluruh civitas akademika, sehingga istilah ini bukan hanya slogan atau jargon belaka. Namun menjadi budaya yang disadari oleh semuanya. Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi : Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan dan terkahir Pengabdian Kepada Masyarakat. A.Pendahuluan 1.1.AnalisisSituasi Masyarakat Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran adalah masyarakat yang berada di daerah subur untuk pertanian dan daerah nelayan karena berada dekat laut. Khusus di daerah pertaniannya terdapat tanaman honje. Buah ini awalnya tidak mempunyai nilai ekonomi, sehingga menjadi buah yang terbuang atau untuk mainan anak-anak di kampung-kampung. Tetapi Bu Hj. Oyoh seorang guru yang mempunyai kepedulian pada masyarakat mempunyai informasi bahwa buah honje dapat diolah untuk menjadi jus maupun produk lain yang bermanfaat. Honje atau kecombrang biasanya di buat untuk bumbu masakan saja, tetapi sebenarnya ditangan orang-orang terampil kecombrang berubah dalam bentuk lain, sehingga nilai ekonomis buah honje meningkat. Di Pangandaran sudah ada yang membuat jus honje yang semula hanya di kenal sebagai bumbu masak, kini bisa di nikmati dalam bentuk jus. Honje yang digunakan untuk membuat jus adalah jenis honje laka, dikarenakan kalau menggunakan honje biasa hasilnya kurang bagus. Honje laka lebih merah warnanya (merah marun). Membuat jus honje sangat mudah, yakni honje terlebih dahulu dicuci dan dibersihkan dari bulu-bulu halusnya, Setelah itu ditumbuk atau diblender untuk kemudian direbus dan diberi gula agar terasa manis. Lokasi yang menjadi sentra pengolahan Honje berada di beberapa Kecamatan seperti Parigi, Cijulang, Mangunjaya, sebagai daerah penggagas awal dari jus ini. Saat ini pengolahannya tidak hanya di Kecamatan Mangunjaya saja, melainkan sudah menyebar ke daerah lain, seperti di Dusun Bojongmalang, Desa Karangbenda. Pengolahan honje bahkan sudah ada yang mengemas menjadi jus dilakukan Kelompok Tani Perempuan Naratas memang cukup menjajikan para petani. Melalui pelatihan keterampilan pengolahan buah honje menjadi jus, ternyata setelah disosialisasikan atau dipasarkan secara kecil-kecilan melalui cerita dari mulut ke mulut dan mengikuti pameran UKM, ternyata memberikan nilai ekonomis yang lumayan. Berkat potensi ekonomi jus buah honje inilah dibentuk kelompok usaha bersama (KUB) peserta pelatihan terus memproduksi untuk mulai dipasarkan secara lebih baik. Perjalanan KUB ini terus berkembang, akhirnya muncul gagasan dari peserta kegiatan pendidikan keterampilan beserta pengurus PKBM dan tokoh masyarakat, disepakati mendirikan koperasi serba usaha (KSU) yang diberi nama PKBM, yaitu KSU Kuntum Mekar. KSU Kuntum Mekar merupakan koperasi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, memunyai produk Jus Honje. Produk ini mempunyai keunggulan karena berbasis potensi lokal. Secara umum produk jus honje telah memenuhi semua standar hiegintas dan halal, bahkan menyehatkan. Ijin dari Dinas Kesehatan atas produk higienis sudah didapatkan, sehingga produk ini layak konsumsi secara umum. 1.2.PermasalahanMitra Produk skala kecil Honjeku milik Ibu Hj. Ooh masih mempunyai tantangan pada kuantitas, kontinuitas dan kualitas khususnya pada pengemasan. Tantangan lain adalah pemasaran Sebagai Dosen, peneliti tidak hanya melakukan pendidikan dan penelitian saja tapi melakukan Tridharma yang ketiga yaitu Pengabdian Kepada masyarakat/PKM. PKM yang peneliti lakukan di Desa Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran mendapat dana bantuan dari Yayasan Widyatama, juga P2M Universitas Widyatama, selanjutnya peneliti melaksanakan PKM beserta TIM PKM. Desa Mangunjaya Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat merupakan Desa yang memiliki banyak potensi strategis, serta memiliki banyak peluang usaha untuk dioptimalkan. Khusus daerah pertanian di Mangunjaya terdapat tanaman honje. Buah ini pada awalnya tidak mempunyai nilai ekonomi. Adalah Bu Hj. Oyoh seorang guru yang mempunyai kepedulian pada masyarakat di Kecamatan Mangunjaya. Dia mempunyai ide kreatif, buah honje dapat diolah untuk menjadi jus maupun produk lain yang bermanfaat. Namun dalam mengembangkan usahanya terdapat beberapa masalah, diantaranya : pemasaran jus honje yang masih sangat sederhana bersifat tradisional dan hanya didistribusikan pada Koperasi serba usaha (KSU) Kuntum Mekar, akses perjalanan sangat sulit dijangkau, belum memiliki catatan pengelolaan keuangan yang baik, serta bahan 44 komunita 24 | April 2019 Ilustrasi : @nandaniekam