Majalah Komunita Edisi 24 | Page 4

Daftar Isi #24 yang unggul seharusnya dapat memberi kontribusi besar terhadap upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Bila kondisi tersebut berlarut tentunya sangat mengkhawatirkan mengingat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin ketat dengan telah hadirnya Era Industri 4.0. Selain mereka bersaingan dengan mesin berbasis teknologi canggih, lulusan PT juga harus beradu kompetensi dan keahlian tertentu dengan pekerja asing yang datang akibat pasar bebas.  Jumlah 265 juta penduduk Indonesia seharusnya potensi menjadi SDM bermutu. Menurut kelompok umur : penduduk kategori anak-anak (0-14 tahun) mencapai 70,49 juta jiwa (26,6%). Untuk kategori usia produktif (14-64 tahun) 179,13 juta jiwa (67,6%) dan kategori usia lanjut 65 ke atas sebanyak 85,89 juta jiwa (5,8%). Ada 249,62 juta (94,2%) yang berpotensi sebagai SDM berkualitas di tahun berjalan dan ke depan. Namun, dibalik berlimpahnya potensi SDM tersebut sebagian besarnya memiliki kualitas rendah secara pendidikan. Dari jumlah penduduk usia kerja saja hanya sekitar 4% (7,2 juta) yang memiliki pendidikan di atas S LTA , y a k n i Di p l o m a , Sa r j a n a d a n Pascasarjana. Jumlah inipun dipertanyakan relevansinya.  Dari potensi 249, 62 juta (94,2%) penduduk usia anak-anak dan produktif tersebut harus didorong melalui penyelenggaraan pendidikan tinggi dan upaya meningkatkan kualitas layanan perguruan tinggi. Sulit kiranya mengembangkan daya saing bangsa jika tingkat pendidikan penduduk usia kerja tidak ditingkatkan secara terstruktur dan masif. Mampukah PT berkontribusi positif menjawab tantangan tersebut ?  Seyogyanya kita tidak terjebak pada kondisi yang berkepanjangan. Mungkin ada baiknya kita melihat sisi historis rendahnya SDM kita. Kualitas SDM kita yang rendah setidaknya akibat pembodohan terstruktur sejak perjalanan awal bangsa ini. Periode pen- jajahan selama lebih 3,5 abad menjadikan kita bangsa inferior dan selalu pasrah pada keadaan, rendah diri dan tidak kreatif. Hasilnya mayoritas penduduk Indonesia buta huruf dan bermental rendah. Pada masa orde lama sampai orde baru, pendidikan tidak pernah mendapatkan prioritas dalam program pembangunan nasional. Alokasi belanja negara hanya antara 2,5 – 4% dari total APBN. Dalam bentuk berbeda, baik orde lama orde baru, maupun masa reformasi lebih mementingkan pengendalian kekuasaan dari pada memajukan kualitas SDM.  Bagaimana kita harus menjawab realitas tersebut dengan mengembangkan APK pendidikan tinggi sekaligus kualitasnya. Mungkin konsep Triple Helix yang pertama kali diperkenalkan Henry Etzkowitz and Loet Leydesdorff (1995) menganalisis hubungan antara universitas, industri dan pemerintah. Konsep ini berpusat pada integrasi dan sinergi peranan masing-masing elemen untuk mengembangkan produk berbasis pengetahuan, ekspansi industrialisasi, dan jasa sebagai pondasi dari sistem inovasi regional komunita 24 | April 2019 dan nasional.Konsep kemudian dikembangkan oleh Gibbons et al. (1995) dalam e New Production of Knowledge dan Nowotny et al. (2001) dalam Re-inking Science yang selain digunakan menjelaskan hubungan ketiga elemen di atas, juga memberikan gambaran mengenai koordinat dari simbiosis (irisan) ketiga elemen tadi. Disinilah peran negara dengan kebijakan pendidikan tingginya, dunia pendidikan dan masyarakat untuk saling berkolaborasi, dan sinergi mendidik anak-anak bangsa berkualitas, dan berdaya saing. Semoga. V i v a t  W i d y a t a m a ,  V i v a t  C i v i t a s Rubrik Utama 23 24 Memaknai Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Tinggi Perguruan Tinggi harus melahirkan Insan-Insan Terampil 26 Meningkatkan Apk, Memerlukan Sinergitas 27 Universitas Terbuka Bisa Menjadi Parner dalam PJJ 30 Lulusan PT dalam Pandangan Dunia Industri Academica, Vivat Indonesia dan Nusantara opini tercinta. Redaksi-LiliIrahali 32 Menyibak jalan dan menginisiasi persekongkolan ukhrowi: mencari kampiun amalan altruistik menuju syurga Bussines Insight 5 Utama Selenggarakan Festival Kewirausahaan 5 Tabligh Akbar Peduli Palestina Campus Recruitment PT. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Pengenalan Sertifikasi Keahlian / Profesi Prodi Manajemen D-III 6 6 7 7 8 ARDUINO DAY - 2019 di UTama Dosen UTama Raih Penyaji Terbaik Seminar Hasil Penelitian Peningkatan Kapasitas Riset dari Kemenristekdikti Sashimi XI : Dungeon 10 Widyatama Islamic Festival VI : Meningkatkan Ghiroh Dakwah Peringati Harkonas 2019, BPKN Beri Kuliah Umum 11 PT Utama Kembali Selenggarakan Simulasi sidang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) 10 Widyatama Technology Event 2019 11 Kunjungan International University Malaya-Wales 11 Campus Recruitment Matahari Dept Store 12 Menjadi News Anchor, Siapa Takut? 12 8 9 34 Kewirausahaan Sangat Diperlukan Widyatama Inspiring 36 Sosok-sosok Generasi Millenial Yang Inspiratif resensi 40 Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan Trend & Lifestyle 41 Mengintip Trend Coffee shop di Jakarta komunitas 43 Komunitas Mural Bandung Buah Pikir 44 Digitalisasi Marketing Pengembangan Usaha Jus Honje Desa Mangunjaya - Pangandaran Lawatan 48 Darajat Pass - Garut Workshop Teknik Menulis Tugas Akhir 17 13 Dosen Widyatama Ikuti Sosialisasi SISTER 17 13 128 Mahasiswa Utama Menerima Bantuan Bawaku Kota Bandung 18 14 Fakultas Bahasa Utama Selenggarakan English Festival 2019 19 Mahasiswa UTama Kembali Torehkani Prestasi pada AUG Myanmar Penampilan Mahasiswa Utama Buka Bunkasai V di SMAN 6 Garut Utama Raih Juara 3 'Padjadjaran Badminton Championship (PBC) 2018' International Conference of Business Policy & Society (ICBSP 2018) 14 Widyatama Japan Matsuri 2019 20 15 Kunjungan SMA Negeri 1 Cirebon 20 Visit Universitas Widyatama 15 Seminar Motivasi Hadapi Ujian Nasional dan SBMPTN 21 Utama Terima Mahasiswa Multimedia University Malaysia 15 Kuliah Gratis Bagi Satpam di Widyatama 21 Dosen Fak Ekonomi, Drs. Nurdin, M,Ag Tutup Usia 16 UKM Taekwondo UTama Boyong 16 Medali Kejurnas Taekwondo 22 Pameran Kolaborasi Karya Mahasiswa & Sharing Pengalaman Alumni Fak DKV UTama 16 Dirgahayu Yayasan Widyatama ke – 46 22 Utama Menambah 5 Dosen Bergelar Doktor Bupati Garut Kuliah Umum di UTama