widyatama inspiring
SOSOK-SOSOK GENERASI
MILLENIAL YANG INSPIRATIF
foto : www.google.com
Meraih Sukses di usia muda,
Mengapa tidak ! Asia” dalam profesi : Art, Entertainment & Sports, Finance & Venture
Capital, Media, Marke ng & Adver sing, Retail & Ecommerce, Enterprise
Technology, Industry, Manufacturing & Energy, Healthcare & Science, dan
Social Enterpreneurs.Mereka masuk majalah Forbes dalam da ar “30
under 30 Asia” di tahun 2018. Bisa dibilang, mereka termasuk generasi
millenial yang memiliki potensi besar sebagai pemimpin atau pengusaha
di Asia.
Generasi muda adalah agen perubahan itu sudah menjadi
aksioma kita, namun berapa banyakkah generasi muda yang
menunjukkan perannya sebagai agen perubahan. Dari zaman ke zaman
seja nya dalam skala lokal, regional, nasional maupun global masih
dalam hitungan sedikit, kalau dak bisa dibilang langka. Sebuah
pesimisme ? Tentunya dak. Di zaman kiwari, diawali gencarnya ekonomi
digital, lahirlah anak-anak muda generasi milenial usia 30 – 40 tahun
(lahir setelah 1980-an - tahun 1990an) yang semula sebagai penggagas
usaha starup, namun kini telah menjadi perusahaan unicorn dengan
valuasi usahanya yang mengalahkan perusahaan konvensional.
Perusahaan sebesar Garuda Indonesia pun dak bisa menyaingi valuasi
mereka. Menampilkan mereka seja nya memberi inspirasi krea f
generasi muda lainnya untuk menciptakan aksi nyata. Namun memang
bukan perkara gampang untuk mengasah ide menjadi sebuah krea vitas.
Dibutuhkan kemampuan yang mumpuni, tekun dan ulet. Marshall Scho ,
Chief Academic Officer Sampoerna University : menyebutkan caranya,
tentu harus banyak belajar dan dak pernah takut untuk mencoba.
Apalagi saat ini tantangan generasi milenial bukan sekadar belajar ilmu
pengetahuan yang diberikan di lembaga pendidikan, tapi juga bagaimana
mereka bisa menjawab tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Ditambahkan bahwa, saat ini banyak lulusan yang dak bisa bersaing di
dunia kerja karena mereka tak memiliki kemampuan yang dibutuhkan
industri. “Se ap tahun para lulusan universitas dihadapkan pada
kompe si global yang menuntut mereka menjadi pribadi yang lebih
komunika f, krea f, dan kolabora f agar bisa bersaing,” kata Marshall.
Mereka banyak diperbincangkan dan seper nya semua orang
mengenal. Mereka pendiri: Tokopedia/William Tanuwijaya – 2009
dengan total valuasi 1,347 milyar US dolar, Go-Jek/Nadiem Makariem –
2010 dengan total valuasi 1,75 milyar US dolar, Bukalapak/Ahmad Zaky –
2010 dengan total valuasi 1 milyar US dolar, dan Traveloka/Ferry Unardi –
2012 dengan valuasi 500 juta US dolar.
Pada 2015, investasi startup di Asia Tenggara berada di angka
1,719 milyar dolar. Pada 2016 nilainya meningkat menjadi 3,09 milyar
dolar. Belum genap 2017 berakhir, nilai investasi di Asia Tenggara di para
startup telah berada di angka 6,4 milyar dolar. Dari angka yang besar itu,
uang senilai 2,948 milyar dolar masuk ke startup Indonesia pada tahun
2017. Namun investasi yang masuk pada startup Indonesia masih kalah
dibandingkan pada startup Singapura yang memperoleh kucuran dana
senilai 3,037 milyar dolar.
Menariknya, besaran dana yang ditarik startup Indonesia dan
Singapura dari investor dunia, unggul sangat jauh dibandingkan negara
Asia Tenggara lain, misalnya Malaysia. Indonesia dan Singapura memang
primadona di kawasan ini. Tercatat, di dua negara inilah startup unicorn
asal Asia Tenggara silih bergan lahir ke dunia. Grab, SEA, Go-Jek,
Tokopedia, Traveloka, serta yang terbaru Bukalapak sukses menjadi
unicorn.
Mereka tentunya sosok anak muda krea f yang sangat
dibutuhkan untuk menginspi-rasi generasi milenial agar terus berkarya
dan melakukan banyak hal posi f. Untuk terus mengembangkan anak
muda yang bisa menjadi inspirasi dari berbagai bidang. Selain mereka,
beberapa nama baru muncul. Beberapa lembaga yang
menyelenggarakan event mengungkap mereka, semisal Gelaran Game
Changer Fest di kampus Sampoerna University pada Februari 2018 lalu,
IdeaFest (Fes val gaya hidup krea f) yang berlangsung pada 26-27
Oktober 2018 di Jakarta Conven on Center. Sementara majalah Forbes
pada edisi April 2018, mengeluarkan 10 kategori untuk “30 under 30
36
komunita 24 | April 2019
Acara Game Changer Fest adalah salah satu upaya membuka wawasan
anak muda untuk melihat perkembangan berbagai bidang. Acara ini
menjadi inspirasi tersendiri bagi generasi muda untuk menjadi agen
perubahan (game changer) sesuai bidang dan passion masing-masing.
Untuk menjadi agen perubahan tersebut, tentu perlu kemampuan
kepemimpinan (leadership), kewirausahaan (entrepreneurship), dan
tanggung jawab sosial (social responsibility). Ke ga spirit inilah yang
menjadi misi pemrakarsa Game Changer Fest, Sampoerna University
untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik pada masa depan. Generasi
inspira f ini adalah anak bangsa yang sukses mewujudkan keinginan
disertai kerja keras, krea vitas, kolaborasi, dan kegigihan. Mereka bahkan
menembus dunia internasional. Pengalaman mereka menjadi pembuka
jalan bagi generasi muda untuk mengiku jejak mereka. Inilah sosok yang
berbagi inspirasi dalam acara Game Changer Fest 2018?
B
A K
C O
K M
U
I N
S I
S T
U A
E
22
23
Diterbitkan oleh : Yayasan Widyatama