berdiskusi dengan juru kunci Gunung Dieng, Rusmanto. Tak banyak ia bercerita tentang orang tersebut.
Kendati bisa dibilang sibuk dikarenakan banyak tamu yang berdatangan sekaligus menjalankan aktivitas bertaninya, pria perokok ini sempat meluangkan waktu untuk memenuhi undangan acara talkshow di salah satu televisi swasta. Ia diundang untuk menjadi narasumber tentang adat Ruwat Anak Gembel.“ Kadang-kadang ya begini. Saya bingung, saya orang bodoh kok sampe diundang ke Jakarta”, katanya merendah. Itulah pengalaman yang selalu diingat olehnya.
Foto: Dian Adi Pratama
Kini, dalam usia senjanya ternyata ia sudah mempersiapkan pengganti untuknya. Pernah ada 15 orang yang mempunyai minat menggantikannya, tetapi pilihannya jatuh kepada Muji( 23), sang keponakan yang berprofesi menjadi dalang. Pak Naryono berterus terang bahwa tidak mudah untuk menjadi penerusnya, minimal harus mempunyai rasa berani tanpa ada rasa takut sama sekali.“ Kalo berani ya jangan takut-takut, kalo takut ya jangan berani-berani,” katanya menceritakan pesannya kepada sang dalang muda.
Kehidupan Naryono yang sangat sederhana dan karakternya yang selalu ramah serta sabar diiyakan oleh beberapa orang yang saya temui disana, salah satunya adalah Woto.“ Dia itu pendiam orangnya, tapi enak diajak bicara, diajak bergaul. Dia tu sabar ndak pernah mengeluh. Walau satu tangannya ndak bisa gerak, dia pasrah saja sama Yang Kuasa”, ungkapnya.
Lalu, ketika kami menanyakan suka duka pada Naryono, ia pun menjawab dengan nada yang sangat santai dan renyah,“ Biasa saja, iya biasa saja. Ndak ada penggalih yang kayak gimana-gimana, yang penting sehat dan waras. Dari awal kalo saya sudah dipercaya ya saya harus menjalankan tanpa menggalih”.
[ atas ] Mbah Naryomo berdoa di kawasan sumur keramat. [ bawah ] Rumah sederhana yang telah lama menaunginya.
60
Dengan usianya yang sudah tidak muda lagi, ia masih melakukan hal-hal yang bijak dan semua tanggung jawab yang dibebankan padanya selama ini dilakukan tanpa mengeluh. Hal ini mengingatkan kita bahwa memang sudah seharusnya setiap tanggung jawab yang telah diberikan kepada kita harus dilaksanakan dengan tulus ikhlas.
majalah dimensi | edisi 48