mantap lagi, bahan tersebut ditambah dengan selo( bubuk putih dari bahan herbal), serta bola-bola kecil berwarna coklat yang dinamakan krasikan( dibuat dari campuran parutan kelapa, jahe, gula merah, dan tepung ketan).
Untuk penyajiannya, Jamu Jun dituang dalam sebuah mangkuk dan dibubuhi sedikit merica. Dulu Jamu Jun dijual deng-an cara digendong dan dijajakan disekitar Semarang, namun saat ini penganan tersebut sudah jarang ditemukan karena hanya sedikit orang yang mau meneruskan kuliner warisan nenek moyang ini. Seperti yang diungkapkan oleh seorang penjual Jamu Jun yang sudah kurang lebih 25 tahun menekuni profesinya, di Semarang sangat jarang ditemukan penjaja Jamu Jun. Menurut penuturan wanita paruh baya yang biasa dipanggil Mbok Jamu ini, beliau hanya menjajakan Jamu Jun di Pasar Gang Baru dan di Stadion Diponegoro pada hari Minggu pagi saja. Dengan masih menggunakan gendongan, ia menjual Jamu Jun dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.
Penganan ini sangat murah dan terjangkau untuk semua kalangan. Dulu dijual seharga Rp 500,- untuk harga anak-anak dan Rp 1000,- untuk dewasa. Saat ini harga per mangkuknya mencapai Rp 2000,- sampai Rp 3000,-. Jika ingin mencobanya sewaktu-waktu, anda bisa mendatangi warung kecil di Jalan Lampersari Raya. Disana di jual Jamu Jun dan Es Gempol. Selain itu bisa anda temukan di daerah kampung Semawis atau Pecinan.
Cukup murah bukan untuk mencicipi semangkuk Jamu Jun yang memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi kesehatan tubuh kita? Bagi yang penasaran akan rasa jamu jun silakan mencoba.
Keterangan Gambar:
a. Semangkuk Jamu Jun b. Krasikan c. Perkakas Jamu Jun d. Penjual Jamu Jun a d c b
Foto: Ratih Widyaningrum edisi 48 | majalah dimensi
49