Mengenal wayang sejak usia tiga tahun menjadikan pemuda ini salah satu dalang yang siap melestarikan budaya bangsa.
S
INDHUNATA Gesit Widiharto, pemuda asli Semarang yang lahir pada 10 Januari 1996 ini adalah seorang dalang muda. Remaja yang masih duduk di kelas XI SMA Negeri 1 Semarang ini sejak kecil sudah belajar mendalang. “Saya itu sejak umur tiga tahun sudah dilihatkan video tentang wayang dan saya menggunakan gantungan baju untuk bermain wayangwayangan sampai gantungannya pada patah,” tutur Sindhu.
Kiprahnya sebagai dalang muda tidak bisa dianggap remeh. Berbagai aksi panggung ndalang bersama dalang-dalang kondang seperti Ki Entus dan Ki Warseno Seleng sudah dilakoninya. Bahkan Sindhu telah menyabet gelar Dalang Ngabehi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ngabehi berasal dari kata kabeh yang berarti semua, maksudnya sudah memenuhi semua syarat untuk menjadi dalang profesional. Gelar tersebut disandangnya pada usia 10 tahun, ketika ia mengikuti festival dalang cilik yang diadakan tiap tahun di Taman Budaya Surakarta. Tujuannya mendalang bukan semata-mata mencari popularitas, melainkan lebih untuk menjaga budaya Indonesia. “Memang benar kalau bukan kita lalu siapa lagi, jangan sampai budaya kita malah diambil oleh negara lain. Ini kebudayaan kita, warisan leluhur kita yang seharusnya kita lestarikan. Jangan sampai kita malah belajar kebudayaan asli kita dengan negara asing,” tegasnya.
edisi 48 | majalah dimensi
21