KOMUNITAS
Belmen Semarang sendiri mulai terbentuk sejak 7 Januari 2015. Berawal dari obrolan dengan salah satu
anggota Belmen Solo, para koordinator utama Belmen Semarang kini bisa mengumpullkan hingga 10-15
anggota tetap dalam setiap pertemuan. Mulai dari tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga pekerja,
dalam 1 bulan sekali rutin berpartisipasi dalam kegiatan yang selama ini mereka sebut dengan Pen Meetup.
Berbekal media promosi berupa poster yang diunggah dalam @belmenid media sosial Instagram, Belmen
Semarang mengundang siapapun yang berminat mengikuti Pen Meetup. Selain Pen Meetup, beberapa anggota
secara informal juga sering melakuka Mini Pen Meetup yang dihadiri 4-6 orang saja. Dalam setiap Pen Meetup,
Belmen selalu menggunakan tema kegiatan lettering yang berbeda. “Misalnya waktu lebaran kemarin, kita
ambil tema ucapan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri’ dan semacamnya,” jelas Apriza Arief yang juga merupaka
anggota aktif Belmen Semarang.
Menurut Apriza selain dapat menata mood dan menambah relasi, belajar lettering juga menjadi ladang
penghasilan bagi beberapa orang yang memang serius melakoninya. Hanya dengan berbekal sketch book,
beserta drawing pen atau brush pen dan meluangkan waktu 1-2 jam saja, pembuat lettering yang telah mahir
dapat menyelesaikan 1 buah sketch tulisan dan menjualnya dengan harga 50.000 hingga 100.000 rupiah.
Pembeli biasanya berasal dari relasi atau kenalan si pembuat. “Kalau ditekuni, hobi juga bisa jadi mata
pencaharian,” tambah Apriza.
Di sisi lain, meskipun seni menggambar huruf atau lettering saat ini lumayan digemari, komunitas-komunitas
daerah seperti Belmen Semarang masih kesulitan dalam mempromosikan karya-karyanya. Sejauh ini mereka
hanya mengunggah desain yang mereka buat melalui akun instagram pribadi dengan hastag semarangcoret
atau belmensemarang.
DIMENSI | 37