Majalah Cakrawala Edisi 422 Tahun 2014 | Página 73
Petugas kesehatan sering tertular saat merawat pasien yang
diduga atau dipastikan terkena EVD, melalui kontak langsung
dengan pasien ketika tindakan pencegahan dan pengendalian
infeksi yang tidak ketat dipraktekkan. Dengan demikian,
RESTV nampaknya kurang mampu menyebabkan penyakit
pada manusia dari pada spesies Ebola lainnya.
Tanda dan Gejala
EVD adalah penyakit virus akut yang parah dan sering
ditandai oleh demam mendadak, tubuh melemah, nyeri otot,
sakit kepala dan sakit tenggorokan. Gejala Ini diikuti dengan
muntah, diare, bintil-bintil merah pada kulit, gangguan fungsi
ginjal dan hati, dan dalam beberapa kasus terjadi pendarahan
di dalam dan luar tubuh. Temuan dalam Laboratorium
termasuk rendahnya kadar sel darah putih dan trombosit
serta peningkatan enzim hati. Orang-orang yang terinfeksi,
dalam darah dan cairan mereka mengandung virus. Menurut
penelitian di laboratorium virus Ebola diisolasi dari air mani
pada seorang pria yang terinfeksi selama 61 hari dari mulai
sakit . Masa inkubasi, jangka waktu dari penularan hingga
timbulnya gejala adalah 2-21 hari.
Diagnosis dan Pengobatan
Infeksi virus Ebola dapat didiagnosa secara pasti di
laboratorium melalui beberapa jenis tes:
1. Antibodi-capture enzyme-linked Immunosorbent Assay
(ELISA);
2. Tes deteksi antigen;
3. Uji netralisasi serum;
4. Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)
assay;
5. Mikroskop elektron; dan
6. Isolasi virus dengan kultur sel.
Tidak ada vaksin berlisensi yang tersedia untuk EVD.
Beberapa vaksin sedang diuji, tetapi belum tersedia untuk
penggunaan secara klinis. Tidak ada pengobatan khusus yang
tersedia, terapi obat baru sedang dievaluasi.
Pencegahan dan Pengendalian
1. Mengendalikan Reston Ebolavirus pada hewan jinak
Tidak ada vaksin untuk hewan yang terkena RESTV.
Pembersihan rutin dan disinfeksi pada peternakan babi atau
monyet (dengan sodium hypochlorite atau deterjen lainnya)
seharusnya efektif dalam membunuh virus itu. Pemusnahan
hewan yang terinfeksi dengan pengawasan yang ketat pada
penguburan atau pembakaran bangkai. Wabah RESTV
pada babi dan monyet telah mendahului manusia dalam hal
penyebarannya.
2. Mengurangi risiko penularan Ebola pada manusia
Di Afrika selama wabah EVD, dilaksanakan melalui
pendidikan kesehatan masyarakat untuk mengurangi risiko
harus fokus pada beberapa faktor:
a. Mengurangi risiko penularan satwa liar ke manusia dengan
menghindari sentuhan langsung dengan kelelawar buah atau
monyet/kera yang terinfeksi dan konsumsi daging mentah
hewan itu. Produk-produk hewan (susu dan daging) harus
dimasak dengan matang sebelum dikonsumsi.
b. Mengurangi risiko penularan ke manusia di dalam
masyarakat akibat kontak langsung atau dekat dengan pasien
yang terinfeksi, terutama dengan cairan tubuh mereka. Kontak
fisik dengan pasien Ebola harus dihindari. Gunakan sarung
tangan dan alat pelindung diri saat merawat pasien yang sakit
di rumah. Mencuci tangan secara teratur diperlukan setelah
mengunjungi pasien di rumah sakit, serta setelah merawat
pasien di rumah.
c. asyarakat yang terkena dampak Ebola harus memberi
M
informasi kepada penduduk tentang sifat penyakit dan
langkah-langkah penanganan wabah, termasuk pemakaman
orang yang meninggal.
Mengendalikan Penularan pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Penularan virus Ebola dari manusia ke manusia terutama
berhubungan dengan kontak langsung atau tidak langsung
dengan arah dan cairan tubuh. Untuk alasan ini, maka petugas
kesehatan perlu menerapkan kewaspadaan standar secara
konsisten dengan semua pasien t