Majalah Cakrawala Edisi 422 Tahun 2014 | Page 38

KEPEMIMPINAN NUSANTARA A leader is the one who guides others in action or opinion. Idealisme memimpin suatu bangsa tentu harus memiliki dua niat atau orientasi, yakni mengacu pada tujuan nasional (goal oriented) dan berkiblat untuk kemaslahatan rakyat (member oriented). Saat ini bisa saja segala tujuan tadi sudah tertera secara formal dalam Garis Besar Haluan Negara. Namun dalam sikap dan perilaku pribadi, seorang pimpinan sebaiknya diwarnai oleh dua dimensi yang sangat mendasar tersebut. Goal oriented dalam berbangsa akan termanifestasikan pada patriotisme individu, jiwa kepahlawanan kepada negara. Dalam aspek politik tentu kelihatan komitmennya terhadap pertahanan kedaulatan serta kemuliaan citra bangsa di panggung internasional. Dalam bidang ekonomi pasti nampak upaya kerasnya guna meningkatkan daya saing bangsa dalam era globalisasi ekonomi. Pada ranah sosial-budaya bisa dibaca dalam mengawal kebersamaan bangsa dalam keanekaragaman kultur, agama dan etnisitas. Adapun member oriented bisa terlihat pada usaha seriusnya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, keberpihakan pada masyarakat kecil, serta kepedulian untuk mengangkat wilayah yang tertinggal. Sistem Kepemimpinan Kepemimpinan adalah suatu sistem antara pimpinan, bawahan dan lingkungan. Dalam budaya nasional, kepemimpinan diharapkan berperilaku positif dan berwibawa, sehingga layak untuk menjadi teladan. Pada saat yang sama, hendaknya dekat atau komunikatif dengan rakyat, sehingga dapat memahami aspirasi masyarakata secara tepat, dan bisa pula menyampaikan strategi dan kebijakan Pemerintah tanpa disalah pahami. Dalam segala kondisi hendaknya dapat pula memberikan motivasi atau dorongan kepada bangsanya untuk maju dan berjuang. Pendeknya dalam wejangan lama terungkap dengan istilah populer ing ngarso sung tulodo, ing tengah mbangun karso, tut wuri handayani. Kalau demikian halnya, maka segenap kebijakan dan program yang dirancang dan diterapkan akan sesuai dengan yang memang dibutuhkan. Menurut kata bijak salah seorang Wali Songo, Sunan Drajad, berbunyi: wenehno teken marang wong kang wuto; wenehno payung marang wong kang kudanan; wenehno busono marang wong kang wudo; dan wenehno pangan marang wong kang ngelih. Arti dari pepatah tersebut, berikan tongkat kepada orang yang buta, berikan payung