Majalah Cakrawala Edisi 422 Tahun 2014 | Page 31
Selain itu, KRI ini juga terlibat dalam Operasi Anglamil
Giat Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial (SBKS), Pelayaran
Latihan Praktek Jalayudha taruna tingkat IV Angkatan 59,
mengikuti parade kapal perang internasional (Kartika Jala
Krida) di Qingdao Provinsi Shandong, Tiongkok, pelayaran
Bhakti Kesra Nusantara, mendukung kegiatan operasi
pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific
Economy Cooperation (APEC) 2013 di Bali bulan Oktober
2013, mendukung kegiatan Sail Komodo 2013 dengan
melaksanakan Ekspedisi Bhakti Kesra Nusantara (Bhakesra),
dan mendukung program mudik lebaran gratis yang
merupakan kerja sama Kementerian Perhubungan dengan
TNI Angkatan Laut.
KRI Banjarmasin-592 merupakan salah satu dari empat
kapal LPD yang dipesan TNI Angkatan Laut. Dua unit kapal
dikerjakan di Korea Selatan yaitu KRI Makassar-590 dan
KRI Surabaya-591. Sedangkan dua unit lainnya yaitu KRI
Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dikerjakan di
galangan kapal PT PAL Surabaya dengan menerapkan prinsip
Transfer of Technology (ToT) dengan pengawasan tenaga ahli
dari galangan kapal Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.
Melalui kerja sama antara PT PAL dan TNI serta dengan
industri berteknologi tinggi dari luar negeri, kita berharap PT
PAL tidak hanya memproduksi kapal patroli dan kapal perang
standar. Masih banyak kapal-kapal perang yang dibutuhkan
oleh negara maritim ini. Diantaranya adalah Kapal Perusak
Kawal Rudal (PKR) dan Landing Ship Tank (LST).
Ke depan diharapkan program pembangunan Kapal
PKR dan LST dapat terjalin dengan baik antara PT PAL,
TNI dan bila mungkin dengan perusahaan luar yang mau
melakukan transfer teknologi sehingga dapat meningkatkan
kemampuan industri pertahanan pada umumnya dan PT PAL
pada khususnya. Pengadaan alutsista dari industri lokal secara
langsung turut membangun kemandirian penyiapan alat utama
pertahanan sekaligus berperan dalam penghematan devisa
negara.
Sinergi antara PAL Indonesia, Dephan dan TNI AL,
dalam penguasaan teknologi tinggi hendaknya dikembangkan
terus menerus tidak hanya untuk pembangunan kapal baru
tapi juga meliputi perbaikan dan pemeliharaan kapal-kapal
TNI AL yang lain dalam rangka ikut menopang kesiapan
operasional kapal dalam rangka menjaga keamanan dan
pengamanan perairan wilayah yuridis Indonesia. Dan di masa
depan Industri Maritim Indonesia dapat berkembang lebih
maju.
Sedikitnya ada 3 alasan mengapa kita perlu bangga.
Pertama, KRI Banjarmasin-592 dibuat langsung oleh putraputri Indonesia di PT PAL, sebuah BUMN strategis yang
berpusat di Surabaya. Alasan kedua adalah langkah maju
untuk kegemilangan industri dan pertahanan maritim, yang
kedepan diharapkan Indonesia mampu memposisikan negara
dengan kekuatan maritim terbesar. Dan alasan terakhir adalah
timbulnya nasionalisme dan rasa percaya diri rakyat untuk
cinta produk dalam negeri karena pemerintah dan TNI telah
memberi contoh untuk menggunakan produk dalam negeri
dalam rangka pemanfaatan industri pertahanan nasional.
Kapal perang TNI AL produksi PT PAL Indonesia
jenis Landing Platform Dock (LPD) ini resmi dikukuhkan
sebagai armada tempur TNI AL. Pengukuhan dilakukan
oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro selaku
Inspektur upacara (Irup) didampingi Kepala Staf Angkatan
Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio dan Kasum TNI
Laksamana Madya TNI Ade Supandi beberapa waktu yang
lalu, di Dermaga Umum Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan.
Pengukuhan KRI Banjarmasin-592 juga dihadiri oleh
Gubernur Kalimantan Selatan H. Rudy Arifin, para pejabat
di lingkungan Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, Mabesal,
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) serta para
pejabat terkait lainnya.
Prosesi pengukuhan diawali dengan upacara adat berupa
tarian Radap Rahayu, dilanjutkan dengan pemakaian pakaian
adat Kalimantan Selatan oleh Gubernur Kalimantan Selatan
H. Rudy Arifin, kepada Komandan KRI Banjarmasin-592,
Letkol Laut (P) Jales Jamca Jayamahe, dan penyerahan foto
Kota Banjarmasin oleh Gubernur Kalimantan Selatan kepada
Kepala Staf Angkatan Laut. Kemudian penyerahan lonceng
kapal dari Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada
Komandan KRI Banjarmasin-592 dilanjutkan dengan tradisi
Tepung Tawar.
Sebagai acara puncak pengukuhan, ditandai dengan
pemecahan kendi pada lambung KRI Banjarmasin-592, oleh
Ibu Ketua Umum Jalasenastri Ny. Penny Marsetio disaksikan
Kasal dan Komandan KRI. Pemberian nama khas Kalimantan
Selatan kepada KRI tersebut adalah bentuk penghormatan
atas perjuangan masyarakat Kalimantan Selatan pada masa
kemerdekaan dan sebagai wujud nyata menyatunya jajaran
TNI AL dengan masyarakat di provinsi tersebut. ©Cakrawala
Rangkaian pengukuhan KRI Banjarmasin-592 di Dermaga Umum Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.