Majalah Bewara Edisi Februari 2017 Majalah Bewara Edisi Februari 2017 | Page 6

Kenaikan Harga Cabai Saat Ini Bisa Dicegah Dengan Menerapkan Langkah Pola Tanam Cabai

Kenaikan harga cabai merata di seluruh wilayah Jawa Barat , dengan kisaran kenaikan harga mencapai Rp 80 ribu untuk cabai rawit hijau dan Rp 100 ribu untuk cabai rawit merah . Jawa Barat

sendiri merupakan Provinsi kedua dalam hal produksi cabai rawit di Indonesia setelah Jawa Timur . Dengan sentra penghasil cabai terbesar Jawa Barat berada di Kabupaten Garut , Kabupaten Ciamis , Kabupaten Cianjur , dan terakhir Kabupaten Sukabumi . Adanya persoalan dalam sistem tanam dan pengaruh anomali cuaca menjadi salah satu faktor melambungnya harga cabai . Beberapa solusi diajukan untuk mengembalikan stabilitas pada komoditi ini .
Salah satu solusi datang dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat , Yunandar Eka Perwira . Eka menilai kenaikan harga cabai saat ini bisa dicegah dengan menerapkan langkah pola tanam cabai penerapannya bisa dilakukan oleh dinas terkait di Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten atau Kota . “ Menurut saya , solusi pertama terkait kenaikan harga cabai yang terjadi beberapa bulan ke belakang ini adalah atur pola tanam cabai ,” kata Yunandar Eka Perwira kepada Majalah Bewara .
R . YUNANDAR EKA PERWIRA
Dia menyebut , sejauh ini langkah pengaturan pola tanam terhadap komoditas cabai tidak pernah dilakukan oleh pemerintah . Seharusnya , kata dia , hal ini dilakukan rutin setiap bulan . Dengan begitu , dia optimistis keberadaan cabai akan stabil di setiap waktu . “ Jangan seperti sekarang , di saat momentum tertentu atau musim tertentu , cabai kosong di pasaran sehingga harganya naik ,” tambah dia . Menurutnya , solusi untuk melakukan pengaturan pola tanam cabai mudah dilakukan . Namun , untuk saat ini terkendala kebijakan otonomi daerah . “ Kebijakan Otda ( otonomi daerah ) ini menyebabkan kabupaten / kota memiliki kewenangan sendiri ,” ujarnya .
Selanjutnya menurut Eka , kondisi sekarang berbeda dengan dulu disaat Pemprov bisa memberikan instruksi langsung kepada kabupaten / kota penghasil cabai untuk mengusulkan agar dinas terkait seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar bisa terlibat langsung dengan para petani cabai di Kabupaten / Kota .
Keterlibatan ini sangat penting mengingat petanilah pusat penghasil komoditas pertanian . Dia menyayangkan karena selama ini interaksi keduanya sangat minim .” Sehingga petani kita tidak tahu berapa harga cabai di tingkat pedagang dan mereka menjualnya ke tengkulak . Seharusnya pemerintah bisa memfasilitasi mereka terkait pengakutan logistik ,” katanya .
Dengan begitu , petani bisa terbebas dari permainan para tengkulak yang merugikan petani dan masyarakat . “ Ini agar petani untung , dan tengkulak tidak ‘ menguasai ’ komoditas ini di tingkat petani cabai ,” katanya .
Foto Ilustrasi
6
Majalah BEWARA Edisi 15 | Februari 2017