Alice Guy-Blaché
PAMELA GREEN & JARIK VAN SLUIJS
Dua pencetus tim penyelamat Alice
PG: Ya, waktu kami menemukan Alice dan
kisah hidupnya, kami rasa orang lain perlu
tahu juga tentang dia. Kami terinspirasi oleh
Alice sebagai seorang business-owner. Dan
sebagai seorang kreator. Dan kami pikir
dunia perlu tahu tentang Alice, tidak hanya
karena ia adalah sutradara wanita pertama,
tapi juga karena ia adalah satu orang pertama yang memiliki studionya sendiri. Alice
adalah orang kreatif, dan punya naluri bisnis
dan itu adalah contoh yang baik untuk generasi di masa depan. Dan siapa tahu, kalau
dengan kembali ke masa Alice pada tahun
1895, kita mungkin bisa mengekspos karakter-karakter baru, penemuan-penemuan
baru yang mungkin akan menginspirasi
seseorang untuk menceritakan kisah lain
dari seorang pelopor lain, atau mungkin
terinspirasi untuk menemukan sesuatu yang
baru. Siapa tahu.
BR: Kembali kepada anda. Setelah mengenal Alice lebih jauh seperti yang sudah
anda lakukan, apakah ada yang berubah
dalam diri anda, khususnya anda sebagai
seorang wanita dan filmmaker?
PG: Menurut saya, setiap kali saya merasa
down, saya berpikir tentang Alice. Saya berpikir betapa sulit pada masa itu, dan betapa
kuat ia harus bersikap, tapi juga betapa baik,
dan bagaimana semua orang yang bekerja
dengannya punya loyalitas terhadapnya.
Saya ingin bisa seperti itu, saya ingin bisa
menjadi seseorang yang dapat membuat
sesuatu terjadi, tapi juga tetap feminin.
Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013
Menurut saya kita bisa mendapatkan kedua
dunia itu, kita bisa menyeimbangkan. Saya
senang bisnis dan terinspirasi dari itu. Jadi
ya, Alice adalah seseorang yang akan selalu
saya rujuk ketika saya menghadapi sebuah
tantangan. Mungkin saya tidak akan menemukan contoh yang sama karena masa itu
sudah 100 tahun yang lalu, tapi bisnis adalah bisnis, interaksi adalah interaksi, dan Alice adalah seseorang yang akan selalu saya
pikirkan ketika mengambil keputusan.
BR: Respon yang ada di kampanye Kickstarter anda cukup inspiratif. Bagaimana
perasaan anda dalam mendapat dukungan seperti itu dari seluruh penjuru dunia
untuk sesuatu yang anda mulai sendiri?
PG: Saya tidak melakukannya sendiri. Ini
adalah sebuah kolaborasi dengan Jarik van
Sluijs dan Gala Minasova, yang menjadi
co-producer di film ini. Dan semua orang
yang sudah terlibat dalam film ini lewat
wawancara, semua sejarawan dan Alice dan
beberapa anggota keluarga, semua orang
yang telah bergabung untuk menceritakan
kisah Alice. Jadi ini bukan sebuah proses
saya sendiri, tapi memang dimulai dengan
sebuah mimpi. Saat pertama kali saya memikirkan untuk melakukan ini, memang itu
adalah sebuah proses yang personal. Lalu
ketika Kickstarter dimulai, dan orang-orang
mulai berkontribusi, hal ini menjadi emosional. Ada banyak air mata bahagia, excitement, kejutan, dan harapan. Memang ini
membuat saya merasa puas secara pribadi
bahwa wanita ini akan mendapat apa yang
ia pantas dapatkan, bahwa banyak orang
akan ingin menjadi seperti dia. Jadi itu
pastinya sangat menyenangkan, tapi masih
banyak pekerjaan yang menunggu di depan
kami, jadi lebih baik jangan keburu senang.
BR: Pertanyaan terakhir. Apakah anda
punya tips atau pesan untuk siapapun di
luar sana yang terinspirasi untuk menjadi
seperti Alice?
PG: Semua berawal dari tekad dan semangat. Kalau kamu punya mimpi dan ada sesuatu yang kamu ingin lakukan, maka, ‘tidak’
harusnya—jika ada yang berkata ‘tidak’ kepadamu, itu harusnya menajdi inspirasi untuk mengubah ‘tidak’ itu menjadi ‘iya’. Dan
kamu seharusnya tidak membiarkan orang
memberitahumu bahwa sesuatu itu tidak
mungkin. Jika kamu punya sesuatu yang
ingin kamu lakukan dalam hidupmu, kamu
perlu bekerja keras, tetap fokus. Saya selalu bilang, buat yang tidak mungkin menjadi
mungkin. Kamu bisa melakukan apapun jika
kamu memfokuskan pikiranmu, jika kamu
punya tekad dan bersemangat. Dan kalau
kamu bisa mempunyai hal itu, semoga itu
bisa menular ke orang lain dan mereka akan
mengikutimu.
(Ketika dihubungi melalui Facebook mengenai kemungkinan untuk diwawancarai,
meski di tengah kesibukannya, Pamela
langsung setuju dan akhirnya wawancara
dilakukan via e-mail. Sebuah daftar pertanyaan dikirimkan kepada Pamela, lalu ia
merekam jawabannya dalam sebuah audio
file. Wawancara di atas adalah hasil transkrip audio file tersebut).
BAWUK RESPATI
Majalah AKSI | 28
Photos courtesy of Pamela Green & PIC Agency
tas kepada Alice dengan membicarakannya dengan lebih sering?